Kamis, 28 April 2016

MENJEMPUT RINDU


engkau kah itu?
engkau kah yang turun bersama lirih suara hujan
engkau kah yang selalu dihembuskan angin sore
engkau kah yang selalu berdawai diantara sepi

engkaukah itu?
engkau yang berdamai dengan hati
tak terlihat dan bisa kurasa

wahai rindu
engkau kah itu?
bagaimana aku bisa menjemputmu
sementara ada samudra didepanku

terkadang kau mengubah tekad ku
melalui samudra di depanku
hanya sekedar untuk menikmati senyummu
dan perlahan engkau merebut segala keterbatasanku

disetiap sudut malam kini kau selalu ingin mengantar kehangatan, jarak ini begitu tidak rasional. kita sama sama tau bahwa air laut yang asin itu mengerus semua mineral dari bebatuan yang dilewati nya dan hulu menuju muara dan tercampur semua di laut. kini kita sama sama tau bahwa disetiap hari berlalu menjadikan kita semakin merindu. 

jakarta, itu kotamu. makassar sekarang adalah labuanku. jarak itu kini benar benar menggerus semua bentuk hayalan dan lamunan sehingga terkumpul bersama dalam satu wadah yaitu rindu. ini sudah akhir tahun, genap 6 bulan keterpisahaan kita setelah pertemuan kita di kedai nona tua. gelombang digital memang sangat membantu kita untuk terus saling merasa dekat. namun sekarang aku merindukanmu. 

malam ini kita berada di posisi nyaman kita masing-masing, berselimut malam, namun disini hujan akan turun. disana kau bilang cerah.

"selamat malam kamu disana"

sapaan wajib setiap malam kita itu menjadi nada pembuka untuk membuat gelombang rindu di hati terkumpul menjadi dawai canda yang siap kita nikmati bersama. 

"hai, udah lama ya gak tatap muka, aku rindu kamu ndri"

sepenggal kataku tadi membuat dia tertawa manja.

"sama cit, aku juga kangen sama kamu. kamu kapan ke jakarta udah akhir tahun ini, udah lama tau"

kesibukan adalah penawar rindu diantara kita, kali ini kita juga sedang sibuk, kita sama sama di sibukkan dengan rindu. jadi masih ada alasan lagi untuk aku meredam rindu? 

mungkin memang ini saat nya aku harus menjemput rinduku di jakarta, aku masih belum menemukan alasan lagi selain indri untuk terbang ke kota megapolitan itu. aku bukan merindu macet jalan dan ketidakteraturannya, aku hanya merindu berdiam diri menikmati macet bersama dia. aku tidak merindukan  


Warna kuning termasuk warna hangat yang membawa keceriaan bagi penggunanya. Warna kuning ini juga digunakan untuk menandakan peringatan, karena kesan warnanya yang menarik dan dapat memantulkan warna cahaya di malam hari. 

kamu mengingatkanku,

"jangan lupa bahagia cit"

bagiku cukup denganmu aku sudah sangat bahagia, lebih dari cukup.

perbedaan cuaca disana dan disini tidak begitu membuat kita sangat jauh beda. kita masih sama untuk saling beratap rindu, menuai dawai asmara dalam setiap gelombang-gemlombang rindu. kita tidak terpisah oleh samudra, namun kita terpisah beberapa selat yang membuat kita bisa menghargai rindu lebih berarti.

selat itu memang tidak seluas samudra, cuman banyak selat yang memisahkan kita. duduk disini dengan suaramu yang begitu dekat membuat rindu ini terpupuk sehat dan bersiap untuk meledak. 

sebelum meledak memang, aku hendak menjemput rindu itu, karena pada dasarnya ketika rindu itu meledak emosi juga akan selalu bersinggungan dengan rindu itu. ya, sama-sama meledak.

hari ini jumat malam,

setelah kamu berpamit tidur, aku pun keluar mencari tiket di malam ini, untuk penerbangan pagi.

aku sudah memastikan kamu tidak ada kegiatan dia hari sabtu besok, hanya mengantor itu pun setengah hari. 

setelah di pintu bandara ada pintu loket 24 jam yang masih terbuka, terlihat penjaga loket salah satu maskapai terlihta renggang dan bersantai, tidak ada antrian, aku pun pendiri tepat di depan loket yang terpisah hanya kaca dan lubang sebesar jengkal tangan yang memisahkan aku dan petugas tiket itu.

"selamat malam pak" 
dengan logat makassar petugas tiket itu menyapa, dan seperti itu prosedurnya.

"mbk, tiket besok pagi ke jakarta masih adakah?"
"iye, masih pak, ada jam 6.45 atau 9.00 penerbangan langsung ke jakarta"

aku berpikir sejenak 

"oke mbak, aku pesan jam 9.00"

perbedaan waktu makassar dengan jakarta adalah lebih cepat satu jam di makassar, dan indri selesai kerja jam 12.00. jadi aku tidak akan menunggu lama jika aku sampai di jakarta dan akan tepat sebelum indri pulang kerja.

oke, aku sudah mendapatkan tiket untuk sampai di jakarta besok.

aku hanya mempersiapkan raga ini sekali lagi untuk menjemput rindu dan mempersiapkan bertemu dengan kamu. 

malam ini aku hanya sibuk menyiapkan coklat dan masih mencari tempat beli setangkai bunga. beberapa potong baju dan celana sudah masuk dalam ransel,, 

semua akan kupastikan beres dan lengkap hingga pagi esok.

aku pun terlelap, 

**

pagi pun datang, sedari subuh aku terbangun menanti mentari yang tentunya datang lebih cepat dibandingkan di waktu indonesia barat. 

air pagi ini sangat hangat, tak sedingin biasanya, beberapa gayung membilas badan dan sudah siap menjemput pagi ini , semangat yang sangat hangat memberikan kesan yang bereda pagi ini.

aku sungguh sudah sangat tidak sabar sabtu pagi ini, biasanya aku melanjutkan tidur pagi. tapi ini aku sudah siap dan rapi untuk pergi ke bandara.  

aku sudah sangat siap menjemput kamu, kamu yang selalu mendera hati, menusuk pikiran dengan hasil hormon yang meningkat lebih cepat. semua sudah siap, ku pastikan siap dan aku berangkat. ini membuatku rasanya ingin berlari cepat cepat, rasa klasik ini membuat semua penak dan lelah hilang. aku masih belum menatap kamu, artinya rindu ini adalah hutang. jika benar ini hutang maka pertemuan dan sekedar menatap mata indah dan manis senyum mu meruapakan harga yang begitu pantas untuk hutang ini.

sedari tadi aku hanya membahas rindu, nampaknya aku terlalu bersemangat, dan nampaknya memang bersemangat hari ini, ku sisir rapi tak se rapi setiap aku sisir rambut ini ketika pergi ke kantor. sabtu ini aku pergi ke kantor, tapi kantornya terletak tepat di kamu. iya kamu.

aku sudah di bandara, lebih cepat datang dari pesawat yang akan membawaku ke jakarta pagi ini, bahkan ini terlalu cepat. menunggu dengan secangkir kopi kurasa bisa cukup membantu. 

secangkir kopi hitam di sebuah kedai kopi komersil, aku duduk sesekali melihat jam dan melihat papan pengumuman boarding. meninggalkan beberapan ucapan dan sapaan pagi ke kamu. 

"selamat pagi kamu yang di indonesia barat"

"halo kamu.. indonesia timur, masih pagi dan libur tumben udah bangun cit? kamu baik-baik ajakan?"

"aku sangat baik dan hampir bahagia sempurna pagi ini... "

"ihhh pagi-pagi udah ngelantur.... kamu gak kenapa kenapa kan cit? duhh makin kangen deh sama kamu"

"iya sama, rindu kita sama, sama sama belum terseduh di cangkir masing-masing"

" yaudah cepet ke jekarta ya kalo ada waktu"

kamu adalah alasan ku untuk pergi ke megapolitan itu, suasana caruk matuknya tidak membuatku rindu, tapi hati caruk-maruk tentang semua rindu arahnya ke kamu adalah yang paling menjadikan aku ingin kesana menyelesaikan kecaruk marukan ini.

papan boarding sudah tidak lagi menyebutkan penerbangan GA-620 menuju jakarta menandakan waiting room pagi para penumpangtnya.

tak benar benar habis ini kopi terpaksa kau harus beranjak dari kursi tunggu menuju tempat menunggu yang lain, berjalan menuju tempat tunggu lain tapi ku sadar aroma panggangan kopi di kedai itu adalah aroma pembuka pagi ini, pesonanya sungguh elok dan menyeduh semua rasa bosan dan rasa terburu-buru, aroma kopi itu sungguh menggoda dan meningkatkan rasa ingin cepat bertemu dengan rinduku. 

boarding time 
saatnya duduk dan terbang...

menembus awan bersahaja sang mentari terlihat, diatas persada negeri ini aku terbawa melewati beberapa selat dan mengarungi laut jawa serta bebukitan bahkan gunung. jaman sekarang tidak ada yang tidak bisa bahkan untuk ribuan kilometer bisa hanya dalam jam, tak heran semua orang rela bekerja keras dan ketika mereka lelah mereka rela menembus batas hanya untuk apa yang harus mereka lunasi kepada orang yang mereka sayang. sudah aku sebutkan bahwa rindu adalah sebuah hutang yang pantas untuk di bayar dengan pertemuan.

jakarta siang.....

kamu masih belum merasa kehadiranku, aku masih sangat merahasiakannya. pukul 10 tepat, mendarat dengan selamat.

aku segeraa mengambil taksi menuju daerah kemang, cukup jauh jaraknya dari bandara, lagipula ini masih belum begitu macet sabtu ini. kunaiki itu taksi putih yang bertarif paling murah, tidak begitu mengantri hari ini taksi. ku mulai perjalananku menuju kemang,

jakarta masih belum banyak yang berubah, jalan tol dan gedung tinggi nya masih tidak ada yang begitu signifikan berubah, megapolitan ini masih sangat berjasa untuk hubungan kami. 

jakarta oh jakarta....

pak supir membawa aku melewati jalan toll tercepat menuju kemang, tepat di kantor indri aku turun. 

kemudian aku masuk dan menanyakan ke resepsionist jam pulang karyawan bagian manajemen, dan waktu di ruangan yang serba merah muda dengan tempat duduk sofa yang nyaman tempat pas untuk menunggu. sekarang sudah masuk pukul 11 siang waktu indonesia bagian barat. aku menanyakan jam pulang kantor kepada resepsionis,

"mbk, biasanya karyawan kalo sabtu pulang jam berapa ya?"

"biasanya sih siang mbk jam 12 pada udah pulang mas" 

"oh iya makasih mbak."

lumayan satu jam menunggu kembali, tapi tidak apalah, lagi pula aku segera bertemu dengan muara rinduku. 

sembari menghilangkan penat untuk menunggu, aku mencoba menghubungi kamu via chat seperti biasa.

"hai muara rindu, arus ini mulai deras membawa rindu untuk segera sampai di muara"

"ihhh, kamu tumben tumben sih, kamu habis kebentur apa sih?"

"aku hanya terbentur waktu yang ingin sekali ku potong dan ku percepat, kemudian ketika aku sudah di muara rindu aku ingin memperlambat waktu itu."

"kamu ini lagi dimana sih... gombal mulu ih..."

kamu makin kebigungan dengan tikatku lewat pesan digital ituu, dan kamu masih belum menyadari kita di kotak yang sama dan di koordinat yang sama juga. aku rasa tak banyak pekerjaanmu hari ini hingga kamu sempat membalas pesan digital yang tidak begitu penting ini, ya setidaknya yang lebih penting adalah beberapa menit lagi kita akan bertatap muka.....

tepat pukul 12 waktu indonesia barat.....


bersambung......