Sabtu, 27 Juni 2015

REVIEW ABOUT PUTRI DEWI MUSTIKA

Assalamualaikum Wr. Wb
halloooooooo gais
Segenap Team Slowboy Mengucapkan:

Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan

udah Lama ni gak ngepost tulisan lagi
Bagi yang Menunggu Serial Cerita Bersambung 


.R.I. Secangkir Kopi Untuk Malam Minggu



Jangan Kecewa ya soalnya akhir-akhir ini penuh dengan kesibukan Dinas-Dinas Selfie atau #DDS
Jadi Belum sempet buat ngepost  lagi

oh iya Bagi yang baru mengakses blog slowboy yang masih newbie ini, yuk di akses setiap sabtu malam ada cerita series tentang .R.I. Secangkir Kopi Untuk Malam Minggu. 

Oh  iya sekedar FYI aja nih ya, insyaallah slowboy akan menerbitkan novel perdananya akhir tahun ini gais... mohon doa dan dukungannya... (udah kayak caleg aja nih).

jadi bagi kalian yang suka baca novel atau gak suka baca novel, jangan lupa untuk request novel nya ya... heheheh... mungkin akhir agustus akan di publish cover nya aja di sini..... 

oh iya kali ini untuk mengganti kekosongan selama dua pekan blog ini, gue akan hadirkan review dan bedah salah satu tokoh yang ada di series .R.I. Secangkir Kopi Untuk Malam Minggu

dalam novel dan series cerita di blog ini bakal ada beberapa pemeran utama yaitu:

1. Agus / Bery (Jawa Tulen Tukang Rantau)

2. Puspa (Bugis makassar penikmat Cappoccino)

3. Putri Dewi Mustika (Dokter Dan Kopi Hitam)

4. Vivi (Pengusaha muda Penikmat Green Tea)

5. Indri (Perempuan Jawa Dengan Teh Melati)

6. Riska (Dokter Muda dan Kopi Susu)

kali ini gue akan mereview

tarrrrrraaaaaaaaaaa.......

this is it.....

PUTRI DEWI MUSTIKA

sosok perempuan dengan kecerdasan nya yang tak diragukan lagi. cantik dan sangat ramah
Putri Dewi Mustika biasa disebut uty
dia perempuan yang dilahirkan di surabaya, dan akhirnya hijrah ke jerman untuk meraih mimpinya
ambisius dan pantang menyerah, begitulah sosok nya, rendah hati tentunya. tak heran gelar dokter keluarga pun diraihnya di benua biru itu. 
perempuan ini sangat berkontribusi tinggi dalam sosok Berry atau agus yang merupakan pemeran utama dalam cerita ini. 

Berry yang begitu malas dan suka sekali meninggalkan kelas bertemu dengan uty di sebuah ruangan yang tak luas, ruangan yang berada di pojok siku bangunan sekolah menengah atas itu. pertemuan awal uty dengan berry bisa kalian cek di :


pertemuan yang tidak sengaja memang, memang seringkali ketidaksengajaan itu adalah cerita unik yang berkembang menjadi sebuah kenangan yang indah walaupun terkadang gak semua itu indah.

Sosok uty memang gak bisa lepas dari arti mimpi berry, seorang siswa malas seperti berry ini sangat beruntung bisa mengenal uty bahkan jadi semakin dekat dengan uty. cerita masa putih abu ini begitu terkesan, karakter berry yang lemah dan tidak punya mimpi ini begitu berubah drastis. ruang osis yang mempertemukan mereka waktu itu bisa jadi ruang bersejarah bagi kehidupan berry. uty yang tak banyak teman dan cenderung kutu buku ini merupakan seorang ketua Kelompok Ilmiah Remaja 2 periode berturut-turut, bahkan jika bukan karena kelulusan SMA mungkin uty adalah kandidat terkuat dan tak tergantikan di Kelompok Ilmiah Remaja di SMA kami. 

sosok uty dengan perhiannya itu  berhasil mengubah berry dengan chemistry nya. ya ilmu kimia adalah ilmu yang paling rasional dan menempel di otak udang berry. kepandaian uty telah berhasil menjadikan berry menyukai kimia, bahkan Seleksi Masuk perguruan tinggi negeri pun berhasil dengan hasil yang cukup memuaskan. 

Berry berhasil masuk jurusan Kimia di Institut Pertanian Bogor, namun perhatian uty kepada bery telah merubah juga perasaan uty, dilain sisi uty bisa mengubah bery dengan kimia, namun uty terjebak dengan hati kepada berry.

cerita lengkapnya di sini gais :


kehidupan masa putih abu kelas 3 itu banyak dihabiskan mereka berdua, dimulai dari duduk sebangku, les privat kimia setiap hari di kelas, hingga kebiasaan jalan bareng di cafe mas ambon.

reaksi redoks atau serah terima elektron yang terletak di bagian buku pustaka cetakan penerbit lokal itu adalah bagian materi yang paling di favoritkan dan paling penuh dengan makna sosial tinggi bagi bery, tuntunya makna historikal cinta bagi uty. 

hingga akhirnya Kopi hitam yang awalnya menjadi pesanan iseng mereka berdua menjadi hal yang pas dan minuman yang selalu mereka nikmati berdua dalam satu cangkir.


Hingga akhirnya sebuah pulau Kecil di ujung Utara pulau halmahera menjadi tempat pertemuan keidaksengajaan kedua mereka. setelah terpisah ribuan kilometer dan berbeda benua akhirnya sebuah pulau kecil dengan penduduk yang ramah dan perkebunan membentang luas serta hamparan pantai yang memecah ombak pasifik itu menjadi tempat nostalgia yang sederhana bagi mereka, segelas kopi dan dermaga kayu yang mulai kehilangan bagiannya menjadi bagian tersendu bagi nostalgia mereka ini ni :


Disinilah sosok cantik wanita berambut panjang ini pertama kali nya "jatuh" tak bedaya dengan air mata yang tak terbendung yang bermakna kerinduan yang terpendam. bahkan ombak yang sedari tadi menjadi pengisi suara disetiap obrolan kita tak lagi terdengar, semua beralih perhatian kepada air mata uty yang menetes dan membasahi pipi nya. 


perpisahan selama 7 tahun itu memang hampir merapikan kenangan dalam benak hati terdalam kita.walaupun beberapa waktu lalu air mata membasahi pipinya itu, akhirnya sekarang aku sadar bahwa eropa dan bogor tidak bisa mengubah dan menutup rapat kenangan itu. 

Hanya saja eropa kini mengajarkanmu akan kerinduan dan keterbukaan. Sama hal nya diriku, bogor dan Jakarta memang berhasil mengubahku secara keseluruhan namun metropolitan tidak berhasil mengahapus semua nya tentang kamu. Hanya tersisi satu yaitu impian mu yang kau tanamkan ke aku.

aku adalah ambisinya, dan kopi hitam itu menjadi media kita


hingga akhirnya 

Uty dan ambisi, bagaikan seorang ilmuwan yang sedang membaca buku anti gravitasi, dimana dia tidak bisa menaruh bukunya...  kamu -- kopi hitam -- ambisi -- dan -- aku--- adalah materi buku teori anti gravitasi....
------**
ya begitu lah gais review kami tentang tokoh Putri Dewi Mustika
yuk rame rame di ajak teman-teman atau sahabat atau pacar atau mantan atau siapapun untuk check blog ini setiap malam minggu jam 9 malam, insyaallah akan ada cerita series bagian dari 

.R.I. (Secangkir Kopi Untuk Malam Minggu)

oh iya bagi yang mau berkontribusi untuk menyumbangkan buah pikiran nya atau punya bait puisi, atau punya prosa yang kira nya tentang arti Cappoccino atau Kopi lainnya bisa langsung aja ditulis dan di email ke : agus.ainur.aa@gmail.com

bagi kontribusi kalian yang menarik dan nyambung dengan bagian cerita di cerita

R.I. Secangkir Kopi Untuk Malam Minggu

akan masuk dalam bagian Novel yang akan slowboy terbitkan akhir tahun ini.

ok gais....

see you next saturday night


Sabtu, 13 Juni 2015

Kopi Hitam dan Arti Ambisi




Pintu itu perlahan tertutup
Kukira itu yang menutup catatan putih abu kita
Panggilan boading itu membawamu
Tapi aku hanya terdiam dari kejauhan

Melihatmu terbawa oleh besi terbang
Membawa mu semakin jauh ke benua lain
Membuat ku terbawa
Terbawa dengan suasana ketakutan
Ketakutan kehilanganmu

Tapi aku tidak tahu kalau itu sementara
Aku menganggap aku benar-benar kehilangan kamu
Aku lupa itu sementara

Ketika kamu berjuang untuk segera bertemu kembali dengan ku
Aku bahkan lupa akan janji ku
Janjiku kepadamu untuk sekedar menikmati kafein itu
Hanya berdua
Aku dan kamu

Aku salah
Aku menutup catatan yang belum selesai itu
Hanya buku kimia halaman 65
Dan mimpimu yang tidak pernah ku tutup

Aku terlalu mencintai diriku sendiri
Ku kira yang sayang kamu hanya aku
Ku kira yang tidak mau kehilangan kamu
Hanya aku
Ternyata semua itu sama
Semua yang kurasa kamu juga merasa.


Jarak itu sekarang hanyalah ilusi yang terkikis waktu, aku  yang dulu selalu melihat kamu tersenyum bahkan tertawa lepas disetiap jalan di lorong sekolah sepulang sekolah. Kini.. aku melihat kamu menangis, mungkin tangisan itu sudah lama kamu sembunyikan dan kamu bendung di benua biru itu. Kamu menangis begitu dalam, tangisan yang membuat aku bersalah, bersalah.

Kenapa tidak aku susul kamu dan ketemui kamu di pintu bandara sebelum besi raksasa itu mebawamu pergi ribuan kilometer dari tempat kenangan kita, kenapa aku tidak memberanikan diri untuk menemuimu setidaknya hanya untuk bersalaman sapa dan memberikan semangat, kenapa aku tidak berani, aku hanya takut, takut akan kehilangan kamu. Bukan aku tidak menyayangi kamu, aku sangat menyayangimu sehingga membuat aku takut kehilangan sahabat yang membangun dan memberanikan aku bermimpi.

Tangismu kini mulai meredah, ku hanya melihat kamu sesudah itu, bahkan bintang pun seolah menghujaniku dengan jalan sisi gelapnya langit malam. Kamu mencoba meneguk kopi buatanmu yang sudah mendingin kehilangan panasnya terkena angin malam di dermaga kayu ini.

“kok gak diminum lagi kopi buatan ku ber? Manisnya udah gak pas ya”

Aku masih terpukau dengan mata mu yang masih becek akan air mata tadi, padahal larutan kafein ini yang sudah pas konsentrasi nya sudah ikut kehilangan panasnya, seperti aku yang ikut memilih meninggalkan kenangan kita dikota kelahiran kita.

Aku mulai meraih gelas yang tertutup dari kamu, berisi larutan kafein dengan resep darimu. Perlahan mulai kusruput kopi itu, begitu nikmat dan pas, namun tak sepas pertemuan kita ditempat dan suasana seperti ini. Kurang tepat aja, seharusnya kita sudah dipertemukan tidak dalam suasana seperti ini, seharusnya kita tidak dipertemukan di gelap malam seperti ini, apakah ini memang suratan yang kuasa ketika kita ditemukan tanpa ada gangguan apapun, dipulau kecil nan damai tanpa bising motor dan gadget yang tak berfungsi tanpa kita terganggung media sosial dan nuasa perkotaan yang membuat kita tidak pernah fokus terhadap obrolan.

Rembulan dan ribuan bintang di atas kita mungkin menjadi saksi akan terciptanya kopi hitam yang sudah lama tidak pernah aku rasakan hingga 7 tahun lamanya. bahkan eropa tidak pernah mengubahmu sedikit pun, 

Hanya saja eropa kini mengajarkanmu akan kerinduan dan keterbukaan. Sama hal nya diriku, bogor dan Jakarta memang berhasil mengubahku secara keseluruhan namun metropolitan tidak berhasil mengahapus semua nya tentang kamu. Hanya tersisi satu yaitu impian mu yang kau tanamkan ke aku. 

Dari hal ini yaitu mimpi mu akan kimia adalah kunci yang tak sengaja kau tinggalkan untuk ku, ya untuk membuka kotak kenangan putih abu dihati kita masing-masing. Seharusnya dari awal aku dan kamu tidak perlu memporak porandakan kotak kenangan yang sudah kita simpan lama dihati kita masing-masing. Seharusnya kita dengan tenang dan berdamai dengan kenangan serta mencoba membukanya pelan dan indah itu kita dapat. Lagi-lagi air mata yang membecekkan mata dengan bulu lentiknya itu tak seharusnya keluar dan membuat kamu berhasil menyadarkanku akan kehilangan, ya rasa kehilangan yang tidak pernah aku coba usik dan hanya aku buang jauh seolah aku tidak pernah mengenalmu. Namun aku gagal.

Sekarang jika kau Tanya siapa yang merindukan masa itu
Aku jawab dengan tegas itu aku
Sekarang jika kau Tanya siapa yang paling menyesal
Aku jawab dengan senyum yaitu kita
Sekarang jika kau Tanya siapa yang sudah saling jatuh
Aku jawab dengan sabar yaitu kita
Sekarang siapa yang akan tahu kita dipertemukan dalam suasana yang kurang tepat namun tepat
Aku jawab itu adalah tuhan
Dan sekarang apa yang akan kita lakukan?
Aku pun menjawab tidak tahu.

Dunia mu masih aku, sementara aku sekarang lebih suka cappuccino dinginku
Kopi hitam buatan mu itu memang paling terenak dan terkomposisi dengan tepat. Namun aku tetap menyukainya dan menyukai kembali setelah kehilangan

Namun sekali lagi cappuccino ku ini sudah mengalihkan dan meninggalkan kopi hitam dan sang peraciknya yang sudah ribuan kilometer kemarin telah jauh.

Kini kamu terdampar di pulau ini setelah sekian lama hati mu tertinggal di kota pahlawan itu dan raga mu telah terdidik di benua biru. Kamu yang sekarang hadir kembali, dokter muda dan mimpi mu berkeliling Indonesia mengabdi kan ragamu. Aku selalu mengenalmu sebagai seorang yang selalu ambisius terhadap mimpi mu, termaksud aku adalah bagian dari mimpi mu. Sekarang aku yang berubah.

Bery yang dulu sudah tidak lagi ada, hanya seorang agus. Sosok demokratis hati yang selalu menikmati sabtu malamnya dengan cappuccino nya.

kamu dan ambisi, bagaikan seorang ilmuwan yang sedang membaca buku anti gravitasi, dimana dia tidak bisa menaruh bukunya...  kamu -- kopi hitam -- ambisi -- dan -- aku--- adalah materi buku teori anti gravitasi....

Sampai Jumpa Minggu Depan Gais...... :) :)


Sabtu, 06 Juni 2015

Air Mata--Kopi Hitam



ilustrasi sert_mahmed (instagram)


Jurusan KIMIA adalah prioritas pertama dan kedua di formulirku, Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor berderet nama universitas yang di pilihkan uty untuk ku diberkas SPMBku. Ketika Test masuk yang waktu itu, uty lah yang menjemputku pagi-pagi bahkan sebelum aku bangun dia sudah berada diruang tamu bersama ibuku dan membangunkanku. Begitu baiknya uty kepadaku yang memang tak kusadari aku bukan hanya sekedar sahabat yang dititipkan mimpinya.

Memang uty tidak ikut SPMB waktu itu karena dia sudah masuk jalur beasiswa prestasi di kedokteran di Goettingen Universty di jerman. Wanita berkaca mata ini memang sosok manis yang selalu haus akan ilmu pengetahuan. Tak heran bahkan di german dia merupakan salah satu pemegang gelar cumlaude. Wanita yang selalu menjaga kesehatan badannya itu memang tidak begitu suka jenis kafein dalam larutan hitam kopi, tapi sesekali ketika dia belajar dia selalu membutuhkan larutan hitam kafein itu. Bagiku waktu itu dia merupakan orang yang bisa mengukur dan membuat larutan gula dengan glukosa dengan komposisi yang pas menurut selaraku, serta dia selalu menjadikan aku kelinci percobaannya untuk mencicipi hasil racikannya, walaupun racikannya selalu pas, aku selalu menggodanya dengan kalimat "masih pait nih kopinya, tapi pas lihat kamu kok langsung ilang paitnya". 

Tak terasa sudah hampir dua jam aku duduk di dermaga ini berdua dengan uty, dan sejenak tak terlintas puspa di benak ku. Rayuan ombak dan angin malam purnama itu telah mebius ku, senyum uty menarikku kebelakang lebih jauh dari waktu ini sedari sore tadi. Bahkan ribuan bintang pun menjadi media setiap bincang kita berdua dalam nostalgia.

Memang kotak itu terlalu hancur dan berserakan, tapi aku tahu dan aku menjadi sadar bahwa kenangan itu tidak untuk aku simpan serta aku kucilkan hingga tak terlihat. Kenangan itu memang ada saat nya untuk dijadikan bahan sebagai pengantar dalam setiap perbincangan, kenangan itu menjadi pembelajaran yang sangat berarti dan pantas untuk dikenang.

Nostalgiaku dengan uty kali ini begitu serius, serius sekali hingga pelepuh air mata jatuh dari matanya. Dia terbawa suasana ombak nostalgia ini. Dia begitu kesepian dan begitu merindukan hadirnya soulmate, bahkan dia begitu menahan rasa sayang yang sulit dia ungkapkan. Ketika dia mengungkapkan maka dia takut kehilangan seorang sahabatnya. 

Kecerdasaan intelektualnya memang tidak diragukan lagi, gelar dokter keluarga sudah di raihnya. Namun cinta dan kasih sayang itu tidak bisa diraihnya karena tembok persahabatan dan tidak berani nya mengungkapkan yang menjadi duri pengganjal dipikirannya.

“seandainya waktu bisa kuputar kembali dan aku diberikan waktu untuk kembali ke masa lalu, mungkin aku tidak akan memilih keruangan osis itu dan tidak bertemu denganmu”

Kata-kata itu keluar dari mulut manis yang dari tadi mencoba bercerita dan bernostalgia bersama ku.

“loh kenapa ty?” tanyaku tak bersalah
“ kamu masih nanya kenapa? Aku tuh nunggu ber, nunggu… nunggu emailmu, nunggu jawaban panggilan dari mu, dan aku tuh ke Surabaya itu cuman ingin nunggu kamu dan nunggu kamu nepatin janji” jawab uty yang kali ini pipinya sudah basah oleh air matanya.

aku masih saja seolah tak bersalah, aku hanya takut aku berharap lebih, kamu itu pintar cerdas, cantik dan dari orang yang tegolong sukses. Sedangkan aku apa? Aku hanya kalangan bandit di sekolah yang baru kamu sadarkan lewat buku kimia itu. Jikalau kamu diberi waktu untuk kembali ke masa lalu dan kamu lebih memilih untuk tidak bertemu dengan aku, mungkin sekarang aku hanyalah seoarang yang super bandel dan yang hanya bisa menjadi kasir serta operator photocopy punya bapakku. Kamu ty yang sudah mengubah hidupku. Kamu yang meyakinkan aku, dan kamu yang sukses membuat aku menjadi seorang peneliti muda di laboratorium. Tapi aku memang sadar, aku  juga takut bilang bahwa aku itu sayang sama kamu wanita berhati bidadari. Aku lebih takut kehilangan kamu saat itu sehingga aku membangun tembok persahabatan untuk bisa memilikimu selamanya. Tapi aku salah. Aku sudah kehilangan kamu selama 7 tahun.

Air mata itu memang sudah tak terbendung, aku hanya menatap dia dan duduk bersila di hadapan dia. Ombak malam itu tidak menenangkan dia. Tapi mungkin hanya aku yang akan menenangkan dia.

Perlahan aku mencoba mengusap air matanya, kulit mulusnya di pipinya itu perlahan aku usap. Dingin nya eropa mungkin berhasil membekukan kerinduan mu dan isi hatimu, tapi kamu sekarang di iklim tropis yang seolah mencairkan semuanya perlahan termaksut pertemuan kita saat ini sudah membuat hatimu meleleh dan melepaskan semua isi di hatimu.

Kini aku hanya bisa menatapmu dari sini, mengusap pipimu dan mencoba menenangkan tangismu yang semua itu terjadi karena seseorang yang sangat kau kenal yaitu aku.

“kamu kenapa bisa lupa dengan janji mu ketika kelulusan itu. Kamu pernah janji kan dimana pun kita kuliah, ketika lulus kita harus pergi ke mas ambon untuk minum kopi yang pertama kita minum waktu itu, kopi yang kita nikmati berdua bahkan bukan berdua tapi segelas berdua. 7 tahun aku menantikan itu ber, aku konsen kuliah dan ingin cepat selesai supaya aku bisa ketemu dengan kamu lagi ber. Aku gak betah di jerman, aku gak betah kalau gak ada kamu.” Dengan pipi yang masih belum kering karena air mata dia berucap.

Aku masih terdiam, terpaku dengan tangan yang masih mencoba mengusap air matanya itu.


Sudah terlalu lama aku tidak melihatnya, melihatnya tersenyum dan tertawa lepas disetiap bahasan yang kadang itu tidak lucu. Kini aku melihat dia menangis, tangisan rindu yang mendalam. 

Sampai Jumpa Malam Minggu Depan Gais...