Sabtu, 16 Januari 2016

Aroma kopi dan Kepastian Janji


credit by : nisa
pagi ini begitu berbeda, 

kesejukan mentari yang masih enggan untuk memperlihatkan dirinya, sang fajar masih begitu memerah merona di ujung timur, tatanan busana ku sudah sangat rapi dengan jas coklat ala coffe mocha sudah melekat di badanku, kulihat diri ini dicermin, tersenyum melebar bibir ini melihat penampilan kali ini. 

semerbak harum biji kopi yang baru saja di roasting oleh ibu di dapur mulai memasuki pintu kamarku. bucket bunga yang ku pesan sudah sampai dan siap terbawa oleh ku pagi ini.

mau kemana? 

pertanyaan umum yang akan terucap nantinya jika aku keluar rumah oleh tetangga 

ya kali ini  aku kan melangkah untuk menghadiri acara khusus. 

kopi panas dari biji java preanger tersaji dari tangan ibu ku yang sedari subuh juga sudah repot dengan dandanannya serta sanggulnya dan tentu saja tak melupakan bagian terpenting ritual pagi yaitu secangkir kopi tubruk yang sudah terkadar dari tangan wanita yang sudah mulai menua ini. 

kali ini bertepatan dengan lahir mu di bulan yang paling romantis dengan sisa hujan serta tanah yang sudah menyuur dan selalu menjadi bulan pesta terakhir para petani buah durian lokal. 22 februari ini merupakan hari wisuda mu.

gelar dokter muda sudah jelas akan menempel di nama depan mu. dan tak lupa tentunya cincin yang sudah aku pesan semenjak 6 bulan yang lalu juga pasti akan menempel di jari manismu. 

kali ini aku memang mendadak romantis.

jas rapi ini sekiranya sudah sangat pas dengan warna kebaya di hari ini yang kamu kenakan. begitupun dengan kedua orangtua kita yang sama sama kompak menyiapkan hari ini. adik bungsuku juga sudah memakai kebaya nya dan kami sudah siap meluncur menuju kampus mu yang berada di tengah kota surabaya. 

kesibukanmu dalam co-assistensi semenjak tahun lalu sudah terbayar juga, sekarang kamu tentunya begitu matang menghadapi dunia mu. hari ini aku begitu melihat senyum lebar dan lega dari ibu, karena sudah lama sekali beliau menantikan hari ini, begitupun dengan keluarga mu yang kuyakini sudah sangat lega dengan kelulusanmu

kopi yang sudah terseduh ini begitu sempurna untuk pagi ini, pahitnya yang membangunkan diriku dan menyadarkan ku dari lamunan masa lalu sebelumnya akhirnya bertemu dengan mu, serta manis gula refranasi 3 sendok teh yang sudah terhitung oleh lulusan ahli gizi yaitu ibuku, cukup membuat repon baik hari ini serta harapan yang selalu baik setiap pagi dari ibu. 

beberapa kotak makanan dan beberapa seserahan sudah masuk dalam mobil, dan beberapa bahan obrolan juga sudah di skernariokan oleh ibu dan bapak dalam proses nanti. 

kami hanya berangkat sekeluarga saja, tanpa memberi tahu saudara saudara yang lain.acara kecil ini hanyalah acara prosesi biasa yang sudah umum dilakukan untuk berkomitmen satu sama lain. 

eits tunggu sebentar

acara yang paling duluan ini adalah wisuda kamu. 

sudah hampir jam 6 pagi tapi sang fajar masih di tempat nya setia menunggu sang metari muncul dan tersenyum. 

berbica waktu, tentu aku ingat sekali aku masih bertahan detik ini hingga hari ini, namun sebelum hari ini datang aku seperti fajar yang tetap setia, bahkan aku seperti senja yang selalu memberikanmu keindahan di sore hari sebelum gelap datang.

namun kamu lebih menyukai fajar dari pada senja.

bahkan kesibukan kita akan dunia kita hampir membuat rencana orang tua kita pun hancur berantakan, kamu yang super cuek dan aku yang terlalu sibuk dengan duniaku membuat kita hampir bukan menjadi apa-apa, 

ini sudah abad 21 namun metode lama orang tua kita pun masih bisa dilakukan, percodohan kita yang awalnya hanya obrolan kantor orang tua kita menjadi kenyataan pada akhirnya. 

memang pertemuan kita dan restu dari orang tua kita menjadikan langkah kita begitu terlihat lurus melaju hingga saat ini. kepiawaian mereka membuat pertemuan demi pertemuan kita seoalh menjadikan skenario manis yang menjadi hiburan dikala usia mereka saat ini. 

namun lika liku kita hadapi hingga hari ini memang tak jauh dari masalah jarak dan kesenjangan sifat kita, tak heran kamu dan aku cukup terpaut jauh usianya.

usia ku yang saat ini sudah 26 dan kamu yang masih 21 terkadang menjadi kendala terhadap sudaut pandangan yang terkadang tak penting untuk kita perdebatkan, lah toh pada akhirnya memang kita tak bisa untuk saling terpisah, seperti pelangi yang selalu tak lepas dari hujan. 

waktu sudah tepat di angka 7.00, mentari pun sudah tersipu malu menyapa kami. 

kami sudah siap dan hendak berngkat ke kampusmu. setelah memasuki jalan raya terlihat pagi ini hari sabtu lalu lintas cukup padat namun masih terpantau lancar hingga memasuki pintu kota surabaya berdasarkan laporan yang sudah menyuara di radio. 

jarak rumah dan surabaya memang cukup jauh sekitar satu jam perjalanan jikalau keadaan jalanan cukup padat. 

tapi hari ini 30 menit di perjalanan kami tiba di pintu kota surabaya, disitulah terlihat lalu lintas yang padat karena kampus mu merupakan salah satu kampus terbesar di kota terbesar ke 2 ini. banyak keluarga wisudawan ku yakin juga berada satu jalur dengan kami menuju kampus.

**
kemudian setelah hampir satu jam berlalu, kami pun tiba di kampusmu. tidak begitu terlambat

upacara wisuda penganugrahan gelar dokter pun belum selesai.. masih terlihat riuh riuh suara upacara dari dalam gedung megah warna biru dengan dinding putih dan pintu pintu kayu coklatnya yang terlihat tertutup. acara ini begitu resmi dan tertutup. masih terasa hikmat prosesi upacara di dalam. riuh riuh bahagia keluarga wisudawan pun saling bersambutan di luar sini. kami pun membawa undungan yang kamu berikan beberapa hari lalu agar bisa duduk di tenda keluarga yang disediakan oleh pihak kampus. setelah kami duduk tak lama ibu mu datang muncul terlihat memegang handphone dan nampaknya akan menghubungi salah satu dari kami.

perkiraanku benar. kemudian handphone ku berbunyi. dan aku tak mengangakt handphoneku.

aku berjalan menghampiri wanita tua yang biasa aku panggil bunda itu.

"bunda, ini mas.."

\"eh udah sampe, alhamdulillah.... mana bapak ibu?" sembari mematikan handphonenya.

" ada bun itu di tenda" aku menunjuk dengan jempol kearah bapak dan ibu

"panggil, suruh masuk kedalam, ada tempat kosong di dalam,"

kemudian aku bergegas menghampiri bapak dan ibu serta adekku, setelah itu kami berpindah tempat kedalam dan langsung melihat prosesi.

setelah itu tak lama kami masuk, acara penganugrahan gelar dokter pun dimulai. 

kamu terlihat duduk dibarisan kedua dari deretan fakultas kedokteran, setelah itu kamu menoleh keatas, tersenyum.

aku sangat menegerti perjuanganmu dalam meraih ini semua, kamu yang sangat konsen dengan studimu merupakan kebanggaan yang patut aku perbincangkan kelak. dan itulah mengapa aku sangat mempertahankan dan memperjuangkan kamu.

sikap kerasmu itu selalu tercermin dari kopi susu yang selalu kamu pesan setiap kita keluar menghabiskan waktu di sela sela praktek coast mu yang sangat padat dan begitu menjerat.

kamu yang konsen itu yang kuingat dalam setiap momen bersama kita.

prosesi sangat mengaharuhkan, satu persatu nama dipanggil didepan dan di berikan ijazah dokter oleh rektor, riuh tepuk tangan dari masing masing keluarga sudah menjadi hal yang sangat mendramatisir, peluh orang tua akan membuat langkah wisudawan maju kedapan menjadi sangta berarti. simbol kebanggaan dan kebahagiaan segera bergantian dari setiap kursi membuat haru dan menjadikan nilai hikmat tersendiri.

kemudian sekarang giliran kamu, kedua orang tua kita berdiri dan tepuk tangan, tentunya aku juga disitu meberikan standing aplause untuk langkahmu mengambil simbol kertas pejuanganmu. 

kamu maju kepunggung itu dengan senyum yang termanis dan terikhlas yang pernah kulihat, 

pada akhirnya tak ada hasil yang menghianati proses, perbebatan dengan kata dan mengejar waktu adalah bentuk perjuangan yang telah kamu tempuh. 

terima kasih semesta kau tunjukkan aku pada sebuah penantian panjang dengan dia, sekarang aku mengerti selain sikap keras mu dan tak mau bernegosiasi dengan waktu, senyum mu hari ini adalah nyala kerinduaan yang akan tetap ada menjaga hayat kecantikanmu.

3 sendok teh kopi tadi pagi oleh ibu mejadikan keseimbangan cinta dari seonggok rindu, percaya dan senyum manis mu yang berbalut dengan curiga akan geografis yang selalu ku perdebatkan.

satu demi satu nama terpanggil

doa penutup majelis pun sudah di bacakan

saat nya kita akan menyaksiakan berbondong-bondong manusia keluar dari gedung ini 

padat dan kerumunan orang menjadikan lautan manusia diluar gedung, riuh bahagia dan pelukan hangat sang wisudawan kepada orang yang mereka sayang menjadikan senyum yang makin berkembang di bibir manis mereka. 

kemudian kulihat kau memeluk papa, mama mu setelah itu berlanjut mencium tangan kedua orang tua ku dan berlanjut ritual cipika cipiki dengan adekku yang umurnya tidak terpaut jauh denganmu. 

dan aku dibelakangmu dengan bucket bungan yang sudah rapi dan harum, kamu menoleh dan tersenyum

aku sambut senyum mu
\
"selamat dokter riska" sembari tangan yang sudah berpindah dari belakang punggung dan bucket bunga yang sekarang ku persembahkan untukmu. 

"will you merry me" lanjut ku setelah bunga itu tepat berada di tanganmu dan tangan ku yang mengelurakan kotak merah cincin pertunangan kita. 

"yess i will mas...." air mata mu keluar

sekarang aku baru saja terbangun.... 

aku sudah lama merajut malam, membunuh pagi dengan gelas gelas serta cangkir kopi yang selalu ada didepanku dan di meja dimana ada pasang mata menemaniku, ya aku terbangun dimana kopi kopi  iru sudah ditinggal kekasinya pergi yang dulu nya selalu menawarkan kesetian.

sekarang kopi susu ini menjadi labuan bucket bungan dan cincin emas yang sudah siap mendarat di jari manis... 


kemudian..

bersambung,,,,,,

see you next week gais..... 


 


Sabtu, 09 Januari 2016

SENJA DAN AROMA KOPI

Credit by: uci
ya senja selalu menyajikan keindahan,
walaupun kita akan tau bahwa senja tidak akan lama
senja akan segera pergi terusir oleh gelap malam
namun senja selalu bertanggung jawab memberikan keindahan dikala sore

senja selalu berbalut dengan gumpalan awan yang sayu sayu menyapa
menyapa dan memberi keindahan
ditkala senja sang mentari masih terasa malam untuk kembali keperaduaanya
di barat tempat dia harus kembali menyinari bagian bumi yang lain.

aku tau senja akan datang kembali dengan janji yang sama
namun setiap  senja selalu berbeda
kenapa berbeda?
karena di setiap senja ada masa lalu yang perlu dinikmati

senja kemarin sudah menjadi masalalu
walaupun gelap akan datang senja selalu bertanggung jawab
aku sebut bertanggung jawab
karena senja selalu mendamaikan masa lalu

ketika senja esok datang kembali
yang ku tahu
kamu sudah tidak disitu
kamu pergi menjauh terusir gelap malam

berbicara tentang senja, aku masih tertahan dalam sebuah zona yang sangat nyaman. semerbak aroma kopi yang begitu wangi, memuat sore begitu komplit dan tidak ada lagi sandiwara.

senja adalah caraku menikmati setiap senyum yang muncul dari bibir manis itu, karena pada dasarnya tidak ada yang bisa hilang, walaupun itu masalalu. kita hanya lupa sejenak namun seuatu saat kita akan di ingatkan oleh sesorang yang berbeda namun merasakan suasana yang sama.

kamu tau, uap yang keluar dari ruang barista itu begitu harum memenuhi ruangan ini harumnya. harumnya ku hapal betul, roastingan kopi toraja dan kopi enrekang dicampur dan si beri tekanana panas dengan seduhan handal sang barista yang paham betul hukum tekanan seperti yang diajarkan oleh dosen fisika ku.

campuran susu yang dan glukosa cair membuat sang barista itu paham betul bahwa protein akan melunakkan kafein yang sangat keras itu. ditambah krim yang membuat bejana panas kafein itu stidaknya menjadi gurih dan lebih tahan panasnya karena sifat krim yang menyelimuti dan mememdam panas.

kemudian baritsa itu memberikan kepada sang waiters racikan fisika dan kimia berbentuk di bejana kecil yang biasa di sebut cangkir.

secangkir kopi temuan inovasi ala bangsa eropa tersaji sekarang didepanku, seperti jaman kejayaan turki dahulu, secangki kopi ini adalah ciri khas kesatrian dan ahli sujud untuk membantu merka menjalankan rutinitasnya. khasiat yang menyegarkan membuat mereka tahan untuk membuka mata hingga sujud terkahir dimalam mereka. kahveh sebutannya.

kemudian rasa phaitnya sudah mulai tertutupi dengan campuran bahan tadi. namun kopi tetap lah kopi. selalu ada rasa pahit disetiap tegukannya.

senja dan aroma kopi cukup menenangkanku higga senja terusir oleh gelap, kemudian senja telah mendamaikan masa lalu yang sedari tadi ku lamunkan. dibantu kopi yang membantuku menyadarkan bahwa tidak ada yang benar benar manis dan tidak ada yang selalu pahit seperti kopi. seperti senyummu yang manis dan cara meninggalkanmu yang pahit berimbang kunikmati di ujung senja atas kota ini.


kopi malam minggu
see you next week gais.....


Sabtu, 02 Januari 2016

Pra COVER KOPI MALAM MINGGU



sudah beberapaa minggu tidak menulis di halaman blog,
HAI GAIS... BERJUMPA KEMBALI

kali ini saya bakal membuat postingan yang berkaitan dengan rencana pengeluncuran novel pertama saya yang berjudul

KOPI MALAM MINGGU

setelah sekian lama saya berdiskusi tentang isi bersama team. sekian lama juga kami berdiskusi masalah judul dan sempat berganti judul beberapa kali akhirnya saya pun memutuskan judul novel ini adalah seperti yang tertera diatas.

jadi memang awalnya saya rencanakan novel akan bisa di nikmati para penggemar novel tentunya, akhir desember tahun 2015, namun karena kesibukan dan beberapa masalah menimpa, dari masalah yang super serius sampai masalah yang tidak begitu serius kerap datang silih berganti membuat berkali-kali penulisan isi novel KOPI MALAM MINGGU tidak juga rampung dan selesai dirilis. ya begitulah hidup gais pasti ada masalah, kalo gak adala masalah mungkin orang itu gak akan hidup, sebetulnya memang masalah lah yang membuat kita beranjak dan mengerti akan paham pemikiran yang bertingkat lebih, tuhan kita menciptkan masalah kepada kita karena dia sudah mengukur bahwa kita mampu menyelesaikan masalah itu ya walaupun terkadang masih ada keluh kesah dan perlu juga pendengar untuk setia memasang kupingnya mendengarkan keluh kita.

para pendahulu kita pun juga banyak terkena masalah, bahkan dalam menciptakan  hal baru perlu adanya sebuah masalah dasar yang harus dijawab dan di intepretasikan dalam bentuk penyelesaian sederhana yang biasa kita kenal dengan rumus.

ya begitulah gais namanya juga hidup, biar deh kita jalanin dengan penuh optimis

ini gw ngomong opo sih,,, duh

balik ke masalah novel,

pada dasarnya novel ini mencitrakan 5 tokoh perempuan dan satu tokoh laki-laki yang menjadi peran utamanya, serta beberapa tokoh lain yang ikut meramaikan cerita, dalam novel ini saya mencoba mengintepretasikan sebuah problematika kisah yang sedikit saya bumbui dengan bahasan eksakta. nilai nilai semnagat dan optimis juga saya coba masukkan untuk membangun karakter yang tidak salalu lembek, nilai nilai optimis itu pun saya coba gambarkan di setiap sudut pandang orang pertama. beberapa karakter yang menggugah motivasi juga sengaja saya intrepretasikan untuk hiasan yang membuat cerita terkadang begitu absurd dan vertikal menghubungkan suatu situasi yang saya yakin lebih dari sekedar romantis.

sosok tokoh utama bernama AGUS merupakan bagian yang sering muncul dalam cerita ya karena ini tokoh utama. (apaan sih), yuk lanjut serius, jadi agus ini adalah sosok dimana dia orang yang tidak bisa tegas dalam memutuskan sesuatu, karakter yang plin-plan selalu membuatnya kehilangan kesempatan ketika dihadapkan dengan masalah hati menghadapi setiap tokoh perumpuan. ambisius dan selalu memiliki pemikiran keras disaat saat kehabisan waktu. dia selalu optimis dengan kopi nya, karena kopi yang membantu dia menemukan setiap pertemuan dia. kehilangan uty merupakan hal yang selalu menjadikan penyesalan yang terdalam bagi dia, pertemuan dengan indri sontak mengubah sikap  dan cara pandangnya selama ini. melakukan apapun untuk indri agar dia selalu bisa menikmati senyuman nya. namun nasib berkata lain, indri akhirnya terlalu egois baginya. kehilangan indri merupakan pukulan yang sangat keras baginya, ditambah dia sudah jatuh terlalu dalam kedalam hati nya indri. perpisahan agus dan indri membuat agus lebih suka mneyendiri dan menikmati setiap kopi kopi nya di malam minggu.

pertemuan di tanah rantau dengan seorang gadis kuliahan penggemar wana biru yaitu puspa adalah pertemuan ketidaksengajaan yang didapatnya di sebuah kedai kopi dekat losari itu, berbagi meja meruapakan awal dari pertemuan hati antara mereka. sama-sama masih sendiri membuat pertemuan mereka di meja 22 menjadi sebuah rutinitas yang harus mereka lakukan di setiap malam minggu mereka.

beberapa kali pertemuan dengan agus di kedai yang sama juga mempertemukan mereka dengan sahabat lama puspa yaitu vivi. vivi dan puspa memang pernah berkonflik hati sehingga akhirnya persahabatan mereka retak. vivi yang kemudian pindah ke jakarta meneruskan usaha keluarga nya juga menjalani hubungan dengan aldo yang merupakan mantan dari puspa ketika sama sama duduk di bangku sma. pertemuan di meja 22 mampu mendamaikan hati antara puspa dan vivi.

hubungan antara agus dan puspa memang belum dipastikan antara satu dengan yang lain namun kedekatan mereka sudah bukan lagi menjadi seorang teman biasa, perhatian puspa yang tak luput membuat agus memang sudah menetapkan pilihannya. disamping itu ketika suatu waktu tugas dari kantor di ujung pulau mempertemukan dengan cinta pertama agus yaitu uty. uty yang sudah menyelesaikan studynya di jerman, sekarang menjadi seorang dokter yang berkeliling indonesia untuk mengabdikan dirinya. uty yang memang sangat visioner merupakan lulusan terbaik di universitasnya saat itu, kesibukannya mengabdikan diri ke seluruh plosok indonesia khususnya di indonesia timur merupakan program nya sebelum melanjutkan masternya di german kembali.

ingatan dan kenangan yang masing masing sudah tersimpan rapi kina terbuka dan berantakan, tanpa ada gangguan digital di ujung utara pulau indonesia, beratap bulan purnama di atas dermaga kayu yang sudah mulai kehilangan bagiannya karena ombak mampu membuat cerita dan rasa itu kembali dalam semalam. pelukan uty membuat agus kembali menemukan arti yang dalam dan yang selama bertahun tahun disimpan uty.

seusai tugas dan kembali nya agus ke makassar membuat nya agak sedikit berubah kepada puspa. namun puspa yang sudah sangat dekat dan nyaman terhadap agus membuat puspa tetap perhatian kepada agus. pertemuan demi pertemuan sudah berlalu dan kedekatan mereka pun sudah kembali lagi seperti waktu itu. namun kejadian berubah kembali rancau, kehadiran vivi memberikan warna berbeda bagi agus, vivi yang semakin jauh dengan aldo membuat perhatian nya berbelok ke agus, agus yang memang sangat dewasa dan humoris juga membuat vivi menjadi nyaman, kedekatan mereka berdua pun masih belum diketahui puspa.

waktu itu puspa harus menghadapi praktek kerja lapang di sebuah rumah sakit di jakarta. puspa magang di ruang manajemen membuat puspa bertemu dengan indri. ya betul indri yang mantan dari agus kini satu ruangan dengan puspa. puspa yang awalnya tidak menyadari akhirnya menyedari bahwa indri yang juga menjadi pembimbing dia di tempat itu menjadikan puspa menjadi sangat dekat dengan indri. rasa penasaran puspa akhirnya membuka indri untuk menceritakan tentang agus. namun disini indri belum menyadari bahwa puspa memiliki hati dengan agus. dan akhirnya pertemuan mereka pun membuka kisah simpul perjalanan agus. puspa yang menyadari bahwa sebenarnya agus masih belum melupakan indri, membuat pertemuan agus dan indri kembali terjadi namun sekarang dalam posisi berbeda dengan adanya puspa di antara mereka.

-------------------------------------------

ya begitulah gais review dari cerita kopi malam minggu. ya semoga di bulan februari sudah siap di cetak dan dipasarkan.. doakan ya gais

ya demikian lah untuk postingan minggu ini setelah sudah satu bulan tidak updet


see you next week gais...

:)