Rabu, 25 Februari 2015

Setengah Gelas Capoccino

ilustrasi gambar di unggah dari instagram

Memang pertemuan ku dengan puspa minggu lalu menjadikan kedai ini menjadi pilihan favoritku utuk menikmati liburan dan sore.

Sebagai seorang perantau, liburan dihari weekend itu merupakan 30 persen obat pelepas penat. bukan penat dikantor namun penat karena kesepian yang semakin lama semakin mendarah daging dalam tubuh ini.

Teman bicara mungkin adalah sebuah solusi mengatasi sebuah kesepian. layaknya kemarin pertemuanku dengan wanita cantik yang bernama puspa itu. aku pun selalu berharap dengan pertemuan berikutnya. pertemuan yang aku harap bisa mengenal dia lebih dalam, pertemuan yang aku harap seperti capoccino yang sudah teraduk bercampur gula, manis dan menyegarkan.
seperti biasa segelas capoccino dingin menemani saya kembali di sore itu tanpa ada pahit yang menyelimuti, karena saya tidak lupa mengaduk capuccinonya.

Duduk di sebuah meja dengan 2 buah kursi, dimana mata terkadang terlempar melihat kursi yang kosong tanpa ada yang ingin mencoba untuk duduk disana. beberapa pasang mata dengan obrolan ringan mulai memenuhi kedai di sore weekend itu.

Tak adil rasanya segelas capoccino itu sendiri di atas meja kayu kotak tanpa ada teman. kemudian datanglah seporsi ubi goreng rasa bawang yang menemani gelas dimejaku. ubi goreng itu memiliki rasa dengan oksidan tinggi, bawang. bagaikan sebuah penawar radikal bebas dalam tubuh disajikan seolah memeberikan tanda bahwa bayang masa lalu yang begitu radikal dan bergerilya dalam pikiran akan segera di netralkan dengan cemilan itu. gurih sedikit asin dan membuat setiap kunyahan menjadi begitu lembut. seakan langkah kaki yang mulai meninggalkan bayangan semu yang aku sesbut itu masalalu. 

Sambil menikmati sebuah novel romantis, aku pun sesekali meraih sedotan yang ada di gelas es capuccinoku. lembar demi lembar terbaca, kata demi kata terluapkan meramaikan sore di kedai kopi itu. Angin laut yang menembus beberapa bangunan didepan kedai mulai merayu hati itu menikmati sore itu tanpa harus memikirkan dia yang sudah bahagia dengan orang lain tentunya.
capuccino ku pun mulai terminum dan membasahi kerongkongan disetiap tegukannya. mulai habis memasuki menembus usus dan menyegarkan pikiran. hingga volume capuccino itu pun mulai berkurang setengah dari gelas, kamu tak kunjung datang untuk mengisi kursi kosong yang memang aku sediakan buat kamu menemaniku sore itu.

Hingga matahari pun mulai terlihat ditenggelamkan bangunan-bangunan rumah yang terlihat dari atas kedai itu kamu pun belum terlihat. ah sudah lah mungkin gelas berembun ini sedah mampu menghiburku dengan isyarat bahwa hatiku mulai seakan merindukanmu.

Ubi goreng rasa bawang itupun sudah masuk ke lambung dan tersisia bubuk-bubuk remahan dalam sebuah mangkok unik stainlis itu. sudah habis? ya sudah lah sekarang gelas capoccino yang isi nya tinggal setengah yang menemaniku. seakan memberikan suatu pilihan antara kedatanganmu berpeluang 50:50. masuk pada lembar pertengahn novel itu terlihat sebelah meja dua pasang sejoli hendak meningglkan mejanya. meninggalkan meja dengan sidikit konflik antar mereka yang membuat muka keduanya begitu kusam seperti kertas tisu yang kupegang untuk membersihkan butiran garam yang tersisa di tangan kanan.

Kulanjutkan untuk melewati lembar demi lembar buku ini. sembari sesekali melihat waiters mulai membersihkan meja sebelah. cukup mengagetkan seorang wanita berambut panjang dengan kardigan biru itupun mengisi meja yang sedang di bersihkan waiters tepat disebelahku. dengan earphone putih yang masih menempel dikedua telinganya dan beberapa buku ditangan kiri nya.

Tidak sia sia embun di gelas capoccino ku itu menemaniku, embun itu menyuruh ku untuk tetap duduk seolah dia mengerti bahwa wanita itu akan datang. ya wanita berkardigan biru itu tidak begitu asing dengan kedua bola mataku ini. perlahan dia mulai meletakkan buku-bukunya dan memanggil waiters. sengaja saya tidak menyapa dia terlebih dahulu karena nampaknya dia sedikit terburu-buru hingga lupa melihat sekitarnya dan hanya terfokus pada kursi yang kosong yang dibersihkan waiters itu. perlahan melepas earphone dari kedua telingamu itu mataku tak lepas dari sosok wajahmu.
mata bulat mu itu kemudian melirik dan seakan membalas tatapanku. wajahmu yang kemudian berubah menjadi kaget membuat aku kebingungan.

P: lah kita ketemu lagiki, sudah lama disini?

logat makassar kentalmu itu seakan membuat aku sejenak terpental ke minggu lalu. pertemuan pertama kita yang tidak disengaja, sedikit berbeda karena sekarang posisimu disebelah mejaku.
A: ah, iya puspa.... (sedikit terpukau)
bagaimana aku tidak terpukau, begitu terbayar semua yang kulakukan di kursi ini, dan begitu terbayar sudah dengan gelas berembun yang dari tadi seakan ikut menunggu kehadiranmu. kehadiran seorang
wanita berambut panjang pecinta capuccino dingin.

P: sendirian?
A: iya sendiri menunggu kamu....

senyuman itu mulai melebar dan bergegas merapikan buku dimejanya itu dan ingin bergegas menduduki kursi yang sudah hampir 2 jam kosong dan belum sempat diduduki siapapun.

P: ah kamu bisa aja mas. heheh

Akhirnya hal itu terjadi, dia sudah mulai mencoba membuat akrab dengan ku. aku pun menyambutnya dengan sangat baik.
Kata demi kata pembuka pun mulai terucap, lembar buku novel tadi yang berniat aku selesaikan mulai kututup dan aku mulai berinteraksi dengan dunia nyata ku yaitu dia puspa.
adzan pun mulai terdengar berkumandang menandakan waktu sholat magrib. puspa pun merogoh coklat nya dan mengeluarkan mukenah. begitu tidak menduga sama sekali, walaupun dia bukan seorang hijabers namun dia selalu mengingat sholat terbukti dengan sebuah mukenah yang dikelaurkan dari tasnya. kutengok kanan kiri banyak para hijabers yang bahkan memiliki kecantikan yang super sekali langsung redup ketika adzan berkumandang mereka malah asyik melanjutkan perbincangannya bahkan semakin keras. berbeda dengan wanita berambut panjang ini yang mulai diam hening menunggu adzan berkumadang selesai.

P: ayo mas sholat
A: iya ayo.

Sembari menghabiskan capuccino dingin kami beranjak menuju musollah kecil yang ada di kedai yang kebetulan 6 langkah dari meja kami.

Adegan paling mengejutkan terjadi, setelah mengambil wudli kami puspa dengan lembut mengatakan, mas jadi imam ya. hati semakin berdebar, walaupun aku tidak begitu dalam memahami agama seperti ustad di televisi, aku pun memberanikan diri.

Ya sebagai seorang laki-laki kita harus mampu menjadi imam dalam keadaan apapun dan dimanapun, karena seorang wanita itu membutuh kan imam yang baik, walaupun terkadang kemampuan berpikir wanita jauh lebih tinggi dari seorang laki-laki, tetap mereka membutuhkan seorang imam untuk membimbing dirinya. (aha nice quote)

Setelah sholat saya dan puspa pun kembali ke meja nomor 22 tempat kami duduk tadi. tak lama kemudian telepon puspa berbunyi dan terdengar suara sama ditelingaku bahwa dia harus kembali keperpustkaan kampus untuk mengambil kartu mahasiswanya yang terbawa oleh temannya,
setengah gelas capuccino yang ada didepan ku semenjak kedatang puspa juga sedah mulai habis,
puspa pun juga merapikan barangnya dan bergegas keluar bersama saya. sesampainya dikasir ternyata puspa sudah menyodorkan uang pembayaran kepada kasir.

K: ini dihitung berdua mbk?
P: iya mbak sekalian yaa

aku pun kaget, puspa membayar pesanan di meja 22. kemudian sembari jalan ke parkiran motor, aku pun menyodorkan uang untuk membayar pesanan ku tadi. puspa pun mengelaknya dan berkata:
"udah mas gak usah, anggap aja minggu depan gantian yang bayar"

whattttttt???
konflik di hatiku mulai berkecambuk, puspa secara tidak langsung memberikan sebuah pilihan dimana minggu depan kami harus bertemu lagi.
akhirnya saya pun memberanikan diri untuk meminta no hape nya

A: berapa no hape puspa?
P: oh iya ya, dari kemarin kita belum tukeran nomor hape nya, aduuuhhhh pantes kok ada yang kurang.. hehehehe

ahhh nada itu membuatku hanyut dan tak berdaya, membuat aku berprasangka kalau puspa seolah melakukakn kesalahan yang sama di minggu lalu. yaitu tidak meminta no hape. heheeheh

akhirnya dengan motor maticnya puspa meninggalkan parkiran dan berkata.

SELAMAT BERJUMPA MINGGU DEPAN MAS...... :) :) :) :)

Minggu, 15 Februari 2015

Segelas Capoccino Dingin

capoccino dingin dan puspa

Kopi merupakan sebuah minuman yang sudah dikenal dan diminati bahkan sejak beberapa ribu tahun yang lalu dalam artian sebelum masehi. Kopi merupakan sebuah minuman yang dapat diolah dengan berbagai macam cita rasa. Kopi juga memiliki khas disetiap daerah. 

Sebuah mitos yang sedikit berbau candaan muncul di beberapa daerah. Mitos tersebut menceritakan filosofi kopi itu tersendiri. Kopi merupakan lambang kedewasaan, ya ketika membuat kopi dan menyeduhnya dengan air panas konon katanya cara mengaduknya pun harus 18 kali, yang menandakan bahwa kopi tersebut biasa dikonsumsi ketika orang tersebut memasuki usia 18. Mungkin dari situlah filosofi kopi lambang kedewasaan. 
Memang benar juga kalo dipikir, mungkin jaman dahulu para penikmat kopi keseluruhan orang dewasa atau diatas 18 tahun. 


Dibeberapa daerah pun memiliki slogan bahwa kopi adalah pengantar pembicaraan. "Secangkir kopi seribu cerita", slogan yang cukup unik. Banyak pertemuan kawan lama atau pun pertemuan pekerjaan yang dilakukan di warung kopi atau kafe diawali dengan segelas kopi. Mungkin disitulah obrolan bahkan bahasan tentang sebuah tema bisa berkembang. Bahkan disetiap kunjungan silaturahmi selalu para pemilik rumah menawarkan mau "minum kopi?", sebuah pertanyaan yang secara kita tidak sadar bahwa dengan kopi mungkin pembicaraan akan lebih berkembang bahkan pertikaian kecil pun segera meredah. Ya kopi memang sebuah minuman berjuta penggemar. Kopi yang selalu ada disetiap pembicaraan dan kopi yang biasa menjadi penyegar pikiran.


Terkadang secangkir kopi merupakan awal dari pertemuan, ya pertemuan yang sangat manis itu. Pertemuan pertama kali dua insan yang memang ditakdirkan untuk bertemu, pertemuan kali itu memang tidak sebiasa pertemuan yang saya alami sebelumnya. Sabtu sore membuat saya ingin sejenak melepas penat setelah hampir 5 hari berkutat dengan laboratorium. Sabtu sore yang biasa saya lewati dengan hambar di rumah kontarakan sambil menonton acara televisi dengan ditemani seorang penjaga komplek hingga kantuk datang. Kali ini aku  memberanikan diri untuk beranjak dari kamar ku menuju kekota. Kesebuah tempat yang sudah lama ingin saya kunjungi yaitu Sebuah kafe. sesampainya disebuah kafe di dekat pantai losari saya memarkir motor, sejenak menghelakan nafas karena begitu macetnya jalan makassar sore itu. hampir setiap kafe di wilayah wisata pantai losari Terlihat cukup penuh dari parkiran motor. Hampir semua kursi di penuhi sepasang muda mudi yang mungkin sedang menjalani kencan rutinnya. "Ah saya tidak pusing dengan hal itu, Saya hanya ingin mencari sebuah suasana baru dengan ditemani kopi serta sedikit snack" dalam hati saya berkecambuk. 


Memasuki lantai bawah disambut sapaan pelayan kafe yang cukup hangat. Dilantai bawah kafe itu terlihat bukan hanya pasangan muda mudi tapi segala umur. Kebutulan dihari itu ada hiburan live band, cukup beruntung saya datang hari itu karena ada hiburan yang cukup lumayan lah untuk menemani saya di sabtu malam itu. 
Saya pun beranjak kelantai atas dan beranjak duduk di tempat duduk menghadap ke arah luar layaknya balkon. Seorang pelayan datang menghampiri saya menyodorkan menu sambil sedikit menimpal pertanyaan yang begitu menohok ; "hanya sendiri mas?" sambil tertawa kecil saya menjawab "iya saya sendiri". Kemudian saya pun langsung memesan segelas kopi cappucino dingin dan seporsi kentang goreng untuk menemani saya di sabtu malam itu. Beberapa menit kemudian pesanan saya datang. Tak lama setelah saya datang ke cafe itu suasana pun semakin rame bahkan banyak sekali percakapan seru disetiap meja terjadi, terkadang ketawa yang lumayan menggelitik terdengar sayup-sayup beriringan dengan lagu yang dimainkan oleh band di cafe tersebut. 


Meja-meja pun sudah terisi, lalu lalang pelayan cafe semakin terlihat sibuk menandakan cafe dihari tersebut kebanjiran rejeki. Tak heran ini kan hari sabtu jadi wajar tempat ini ramai. Tak lama saya mulai meneguk kopi saya datang seorang wanita yang terlihat bingung mencari tempat duduk dan menghampiri meja saya dengan melontarkan pertanyaan "kursinya kosong mas?" saya dengan spontan menjawab iya kosong mbk. Pertanyaan berikutnya pun terjadi "boleh saya join mas?" saya langsung menjawab spontan "iya silakan mbk, kebutulan saya memang sendiri dan ingin mencari teman cerita". Trarlalalaaaaaaaaa saya keceplosan... Malu pun menyelimuti saya. perlahan saya meneguk kembali capocino dingin saya sambil meredakan rasa grogi saya karena keceplosan menjawab pertanyaan wanita tersebut.

sembari memainkan gedget nya wanita itu pun menoleh kanan kiri mencari waiters untuk memesan makanan. kemudian tangannya pun melambai memanggil seorang waiters yang tak jauh darinya untuk meminta menu. suara lembutnya itu keluar dengan memesan sebuah capocino dingin dan seporsi es krim scop coklat. kemudian waiters tersebut kembali untuk mengambilkan pesanan dari wanita tersebut. saya pun sesekali memperhatikan tingkah wnaita muda tetsebut. sembari memainkan gedget nya dia terlihat fokus membalas sebuah pesan singkat entah dari siapa. "ah sudahlah urusan dia kenapa aku harus menjadi penting dalam setiap tingkahnya, lagi pula kursi dimeja kami hanya 2 dan semua meja telah terisi" batin saya. tak lama kemudian wanita itu mengulurkan tangan ke arah saya dan menyebutkan namanya. "Puspa"  sambil tersenyum kepada saya. saya pun langsung menyambar tanganya dan sedikit membuat dia kaget dan tertawa geli. "agus" saya pun sambil membalas senyumnya dia. 

P: maaf ya harus join dan ganggu di mejata' (logat makassar)A: iya tidak apa-apa kan sudah saya bilang memang kebutulan saya sendiri kok pus (logat jawa kental)P: hahahhahahhah kita bukan orang makassar?A: bukan, saya asli jawa pusP: jangan panggil pus... kayak kucing saja, panggil aja uppa,(tertawa ramah)A: oh iya upa maaf. soalnya teman saya dulu kalo namanya puspa panggilnya pus.. hehehehP: apa kita bikin disini? (logat makassar begitu kental)A: tidak ada, hanya ingin menghabiskan malam aja.P: oh begitu... A: sedang menunggu orang kah?P: tidakji, cuman ingin menikmati malam juga... (senyum)

entah apa yang sedang terjadi dengan wanita berkulit putih dengan senyum manisnya di sebuah kafe sendirian dan join dengan seorang pemuda rantau yang tidak punya teman ini. entahlah, mungkin itu akan terjawab apabila saya melontarkan beberapa pertanyaan kepo kepada dia. namun akan kan pertanyaan kepo itu membuat dia nyaman? bisa-bisa dia marah dan menyiramkan segelas capocino nya kepada saya. hehe

sungguh spekulasi yang begitu tidak masuk akal yang saya pikirkan barusan. lagipula bukankan pertenyaan kepo dari orang yang baru dikenal akan membuat seseorang akan semakin ilfill?.
sudahlah mungkin malam ini akan begitu hangat dengan capocino dingin. pesanan puspa pun datang. kemudian bibir tipisnya itu pun menempel di sedotan hitam yang ada di gelas capocino dinginya. terlihat puspa begiitu menikmati capocino dinginnya, saya rasa dia penggemar varian kopi itu. ya itu kopi capocino. varian kopi yang satu itu memang banyak punya penggemar tersendiri. 

kemudian percakapan pun berlanjut sangat hangat, sesekali menikmati capocino dingin tersebut akhirnya kami pun banyaj mengenal diri kami masing-masing. 

seolah tanpa batas,seolah kami sudah begitu lama mengenal dan memang kita punya takdir yang sama. yaitu sama sama dipertemukan lewat segelas capoccino dingin.

puspa adalah seorang wanita yang sedang menjalani pendidikan tingginya disebuah universitas negeri di makassar, puspa sekilas memang seorang wanita yang begitu supel dan gampang akrab dengan orang. memang dari segi umur dia lebih muda dari saya. puspa ya itulah dia wanita dengan senyuman manisnya. pembicaraan pun mengarah ke hal yang sangat sensitif

P: kenapa kok sendiri aja mas?A: iya memang selalu sendiri sejak di makassar.P: pacarnya mana mas? kok gak diajak malam mingguan?
whattttt?????/ apa ini... pertanyaan yang membuat saya sangat bingung menjawabnya. pertenyaan begitu sangat membingungkan.

P: kok diem mas? mas mending minum dulu deh saya takut kaget jantungan terus mati deh.. hehehehe sambil menyabar capoccino dingin didepan saya teguk sesekali mengambil nafas dalam untuk menjawab pertanyaan tersebut.A: anu mbk.... ndak ada saya punya pacar....suara dia sound system terdengar band di cafe menyanyikan lagu yang sedang hits,,, 
telalu lama sendiri, sudah terlalu lama aku asyik sendiri tak ada yang menemani..... by: Kunto Aji
entah apa yang dipikirkan band di cafe itu menyanyikan lagu tersebut dimalam minggu. kemudian puspa pun menahan tawa gelinya sambil menikmati es krim nya.

P: hahahahha sudah mas jangan kikuk gitu dong, sama kok saya juga emang biasa sendiiri, tidak ada pacar
A: (menghela nafas lega yang hampir 1 menit tertahan)
pembicaraan malam itu memang begitu hangat hingga saya pun begitu menikmati capoccino dingin saya. ya seorang puspa yang baru saya kenal telah seolah menjadi bidadari pengundang tawa dimalam itu.
A: bukannya kalo sabtu perkuliahan libur ya?
P: iya libur, kebetulan tadi saya keperpustakaan kampus untuk mencari referensi tugas saya, sengaja saya kesini karena saya juga sedang suntuk dengan tugas makanya saya pengen merefres otak saya di sabtu malam ini
pembicaraan pun samakin malam semakin seru dengan gelagat tawa puspa yang begitu menggelitik disetiap percakapan malam itu. entah seperti cafe tersebut menjadi takdir yang seolah semua meja menjadi begitu bahagia dengan malam itu termaksut meja kami. tanpa sadar waktu pun bergulir mendekati jam 9 malam, puspa pun sedikit melirik jam tangan hitam di tangan kanan nya untuk melihat waktu. dia pun seakan terburu-buru menghabiskan capuccinonya dan menyisakan es krim nya yang hampir meleleh sempurna.

kemudian tubuh kecilnya pun beranjak berdiri yang seolah menandakan bahwa dia harus bergegas pulang. dengan senyum manisnya dia pamit kepada saya untuk pulang.
kaki nya pun beranjak meninggalkan meja no.19 itu. beberapa langkah dari meja, tubuhnya yang dibalut baju biru serta rambut panjang sepunggung berbalik dan mengeluarkan kata "terima kasih", dan dia pun beranjak pergi meninggalkan meja 19.

kesalahan fatal pun terjadi, kami bahkan lupa saling bertukar no handphone untuk melanjutkan komunikasi. tapi ya sudahlah itu mungkin keberuntungan saya saja malam itu di temani seorang wanita cantik bercerita menghabiskan malam.

aku pun masih terdiam duduk di meja itu, ditemani dua buah gelas capoccino yang sudah mulai habis dan bahkan satu gelas di depan saya  sudah ditinggalkan sang mpu nya. bahkan piring kecil eskrim skop yang sudah meleleh itu pun menggambarkan perasaanku yang mulai leleh dengan pembicaraan yang berlangsung hampir 2 jam dengan seorang wanita berbaju biru itu. dia telah beranjak dan hanya meninggalkan gelas, piring kecil dan kata terima kasih yang keluar dengan senyuman hangat itu. keegoisan itu hadir dan mendramatisir setiap hal yang telah terjadi. bagaimanapun, aku tidak pernah membanyangkan sebelumnya bahwa kursi kosong didepanku di meja tadi telah diisi olehnya. entah kita akan kembali dipertemukan atau tidak dalam situasi seperti itu dalam situasi se-hangat ini ---setidaknya bagi diriku.  
Setidaknya aku cukup puas dengan gelas Capoccino ku malam ini, begitu segar dan dingin layaknya malam itu yang begitu dingin dan hanya kamu dan aku membicarakan beberapa pembicaraan hangat yang semakin lama membuat gelas gelas kita berembun.

(MAAR 2015, Ketika Mimpi adalah Bagian Dari Takdir) 
 
 

Selasa, 10 Februari 2015

KUTIPAN “TUHAN MAHA ROMANTIS”


Cover dari buku Tuhan Maha Romantis

gambar dalam bingkai apa adanya 

Aku merenung sendiri .
Haruskah semua begitu sempurna? Sementara apa yang kucinta darimu adalah ketidak sempurnaanmu.
Haruskah semua begitu sempurna? Sementara kita tak pernah tahu apakah kesempurnaan selalu mengantarkan kita dalam kebahagiaan.
Tidak kah mestinya segalanya sederhana saja: sesederhana dirimu, sesederhana cinta itu sendiri. Karena bahkan senyum yang kau hadirkan setiap hari sudah terlalu mewah untuk diperbandingkan dengan segala yang ada dibumi-yang bisa maupun yang tak bisa kita beli. Karena bahkan tatapan yang kau hadirkan begitu menenduhkan dari rumah mewah tipe apapun dengan harga semahal apapun.
Jadi haruskah semua begitu sempurna?
--(azhar nur ala)--
Tak heran dari bagian paragraph ini menjadi terfavorit dari setiap pembacanya, begitupun saya. Terima kasih azhar nur ala, kamu mampu mendiskripsikan begitu detail dengan pertanyaan sesederhana “jadi, haruskah semua begitu sempurna?”
layaknya saya beretemu dengan mereka yang selalu mengisi dan memberikan saya cerita tentang artinya kesempurnaan sebagai sahabat perantauan.
senyuman itu sudah mewakili kata sempurna (AL HIkMAh CAMP) 
Pasti semua orang pernah merasakan rasa yang kesebut itu terlalu berlebihan dan akan berakhir begitu emosional ketika mengingatnya bahwa kita telah melepasnya. Rasa cinta mendalam dari seseorang. Begitu banyak yang akan kamu korbankan ketika kamu berada dalam posisi itu. Begitu banyak peluh yang akan menetes jatuh tak tertahan ketika rasa yang ada entah bersumber darimana rasa itu. Begitu mendalam dan menusuk sehingga terkadang logikamu akan seketika berhenti. Kamu akan melakukan semua hal diluar batas kemampuanmu tapi pada akhirnya kamu lakukan itu. Kawan kamu telah mabuk!!!
Kamu begitu merasakan rasa yang sangat mendalam dan kamu baru saja menlepaskannya. Senyuman yang begitu sempurna yang dia peruntukkan untuk kamu, tatapan yang mengalahkan kemewahan. Tapi kenapa semua harus menuntut kesempurnaan sedangkan itu saja sudah cukup mewakili rasa kesempurnaan itu.

KUBICARA PADA UDARA
YANG TAK PERNAH PAHAMI RASA
RINDU SETENGAH MATI MENDERA HATIKU

Sebuah bait lagu (Tuhan Maha Romantis). Rindu itu mendera hati ini begitu kencang dan merobek urat nadiku. Layaknya ketika kita berbicara pada udara. Dia tidak akan pernah memahami rasa itu.

KUBICARA PADA BULAN PURNAMA
YANG TAK PERNAH SELALU ADA
SEPERTI DIRIMU YANG SELALU JAUH DARIKU
Ku menahan rasa itu terus tertahan hingga akhirnya aku berbicara pada bulan purnama yang tak akan pernah selalu hadir mendengarkanku ketika aku sangat merindukanmu. Kata rindu itu selalu teruntai untuk kamu yang selalu jauh dariku.

KINI SEMUA TELAH USAI
JARAK TELAH LURUS
RINDU TELAH KITA SULAM
MENJADI TEMU
Ketika sebuah pertemuan itu adalah segala obat untuk pengobat rindu, layaknya sebuah harga yang dibayar karena rasa rindu yang akhirnya menjadi lurus. Ketika rasa itu membuat kamu seolah menyulam sebuah benang yang menunjukkankan kamu menjadi sebuah pertemuan. Alangkah begitu indah bukan?

TUHAN LAH YANG MAHA ROMANTUIS
TULISKAN KISAH FANTASTIS
PERTEMUKAN KITA LALU BERSEMILAH CINTA
Indah sekali scenario tuhan, begitu bisanya tuhan membuat kita menyulam rasa rindu itu menjadi temu. Tuhan lah yang mempertemukan kita, pertemuan yang tidak pernah kita rencanakan membuat kita perlahan diarahkan ke sebuah kisah tuhan yang begitu fantastis. Begitulah tuhan menuliskan pertemuan kita. Pertemuan kita yang kemudian bersemi menjadi sebuah cinta.

TUHANLAH YANG MAHA ROMANTIS
TULISKAN KISAH FANTASTIS
MEYATUKAN GAMBAR KITA DALAM BINGKAI APA ADANYA
Tak heran begitu manakjubkan kisah yang kita jalani. Hanya tuhan lah yang maha romantis yang selalu menuliskan kisah fantastis, dengan menyatukan gambar kita dalam sebuah bingkai apa adanya. Tanpa kata lain selain rasa sayang dan rasa “saling”. Ekspresi mu adalah sebuah doa, ketika ekspresimu adalah sebuah doa semua cinta akan menuju jalan surga.
Tuhan kamu begitu romantis, tulisanmu begitu fantastis. Kau buat semua rasa, jarak, rindu, cinta menjadi temu dengan apa adanya. Kisah yang fantastis wahai engkau tuhan yang maha romantis. Hanya kepadamu kami meminta dengan penuh keyakinan sesuai jalan yang telah kamu tetapkan hingga akhirnya sebuah mimpi adalah bagian dari takdir

            Sebuah tulisan apresiasi untuk novel Tuhan Maha Romantis karya sahabat saya Azhar Nur ala


serta apresiasi saya kepada mereka yang membuat saya punya cerita akan artinya perjuangan meraih mimpi itu. mereka yang mengisi semua detik dan langkah perjuanganku. langkah perjuangan yang begitu sempurna untuk diceritakan dan tidak akan sempurna apabila tidak ada mereka. begitu romantisnya tuhan mempertemukan kita dalam sebuah bingkai perjuangan. karena tidak seperti bait awal yang selalu tentang dia, kali ini akan kusebut "mereka" yang dipertemukan oleh tuhan yang maha romantis.
aku dipertemuakan dengan mereka (Nuzul dan Mbak Mety) Depok

aku dipertemukan dengan mereka (Mbak Ecy dan Maya) Depok

aku dipertemukan dengan mereka (mbk ester dan Avi) Makassar

aku dipertemukan dengan mereka (prima, fajar, eka, reza, bayu dan riska) BALAITANAH
aku dipertemukan dengan mereka (dwitya, ebel, latif) sahabat kuliah dan kereta

aku dipertemukan dengan mereka (yudita, aminah dan gobel) ipb dan bogor


Kamis, 05 Februari 2015

3 Tahun Pasca 3 Tahun Analisis Kimia 45 #2


Penerbangan menuju reuni ankim di cisarua

Tepat pukul 17.00 diumumkan di speaker bandara, terdengar bahwa pesawat yang hendak membawa saya ke Jakarta mengalami delay dikarenakan pesawat baru landing Makassar dari kendari. Terpaksa sayapun harus menunggu hingga pukul 18.00 untuk boarding. Sambil menunggu panggilan boarding saya pun menghubungi temaan saya yang kebetulan dari Palembang menuju ke Jakarta, 2 teman saya yang pada hari itu merupakan peserta reuni yang paling jauh alias diluar jawa. Ternyata seharusnya kita sampai dijakarta beda setengah jam kalau jadwal normal, berhubung jadwal saya delay sejam. Maka kami tidak bisa naik damri bebarengan kebogor. Oh iya ke 2 teman saya ini adalah novadri dan sitti. Saya mencoba mendiskripsikan novadri terlebih dahulu. Novadri merupakan teman satu kostn dengan saya ketika semester 4 hingga semester 6. Dia orang yang cukup pintar, hobinya adalah ngegame. Dan selalu menamatkan game yang dia mainkan. Tapi ada satu hal hobi yang selalu saya ingat. Hobi yang cukup unik. Lelaki  berkacamata minus yang selalu mengendarai sepeda motor mio (motor milik umum) selalu bermeditasi setiap malam. Dengan memeluk guling dan handpon dikuping sebelah kanan serta arah badan menghadap ketembok dengan terkadang kaki kanan ditempelkan ketembok. Ya mungkin itu hobi yang unik dari teman saya asli Palembang itu. Hampir setiap malam suara berbisik dan sesekali tertawa membuat saya dan aldi (teman satu ranjang) selalu tertawa geli. Kelakuan meditasi setiap mala mini biasa digunakan ketika dia ingin menghubungi pacar LDR nya, yang konon katanya pacarnya itu adalah seorang bidan yang ditugaskan di desa terpencil, begitu mulianya itu cewek  dan begitu beruntungnya vadri mendapatkan itu cewek. Namun terkadang dimalam malam tertentu suara cewek yang ditelpon bereda. Saya kira itu bukan pacarnya. Rasa penasaran pun ternyata mendorong aldi untuk mengadakan penelitian kecil diam diam. Maklum teman satu ranjang saya itu memiliki kemampuan mengamati yang sangat tajam dan akurat. Alhasil dalam beberapa minggu aldi pun memberitahukan kepada saya hasil penelitiannya. Dibeberapa hari tertetu ternyata vadri menghubungi cewek dengan inisial “cabe merah”. Dan di hari kamis serta jumat dan sabtu vadri menghubungi ceweknya. Sungguh luar biasa kemampuan aldi dalam memecahkan misteri meditasi vadri.. haahhahahah (cerita ini hanya fiksi belaka). Memang vadri selama dibogor banyak juga penggemarnya namun penggemarnya bukan di bogor tapi dipalembang juga, tak aneh bagi kami ketika novadri malas mengangkat telepon dan selalu sombong kekami menunjukkan gebetan gebetan anak-anak abg di Palembang sana (katanya). Ya who”s know, novadri memang keren dalam beberapa matakuliah, mungkin dulu dia di sma nya merupakan pria pria kece yang jadi omongan adik adik kelasnya. Hahahha. Ya begitulah novadri, salah satu teman kami yang berkerja di salah satu BUMN penghasil debu terbesar didaerahnya.
Novadri anaser


Selanjutnya teman saya SITI, gadis lembut Palembang berkaca mata dan agak lugu (memang lugu) merupakan gadis yang sangat sangat aduhai dan luar bisaa. SITI begitu kami menyapanya, dia yang sekarang bekerja disalah satu perusahaan bidang farmasi sebut saja PT.DEXA MEDIKA, merupakan sosok yang sabar dan sangat baik tidak pelit kepada kita semua, terutama dalam hal berbagi data serta laporan,, hahahha. Siti yang suka berteman atau selalu bersama dengan anike ini juga sering berteman dengan susi dan merupakan teman dewi martina serta teman dari hilda. Ya begitulah siti yang aduhai dan lucu tidak sombong tidak pernah marah serta selalu senyum ke hendri. Hahahhahahaha
Siti setelah menempuh perjalanan Jauh,


Lanjut ke perjalanan. Akhirnya saya pun take off tepat jam 18.20 waktu Indonesia timur. Karena cuaca yang tak menentu membuat saya sedikit kkhawatir pada saat diatas ketinggian 360.000 kaki. Pesawat goyang dan membuat saya tertidur, kemudian pesawat goyang kembali membuat saya bangun, akhirnya saya lanjut tidur kembali sambil sesekali merasakan wangi nya parfum pramugari yang berlalu lalang membagikan kue. Akhirnya saya bangun kembali tak terasa sudah 2 Jam saya diatas pesawat, lagi lagi karena cuaca saya harus menempuh penerbangan 2 jam 20 menit harusnya biasa ditempuh 2 jam 05 menit. Kemudian landinglah saya di bandara int Soetta pukul 19.40 waktu Indonesia bagian barat. Maklum makasssar dan Jakarta beda 1 jam. Begitu saya atifkan handpon di depan pintu kedatangan saya menghubungi novadri yang kayaknya baru landing juga. Karena sinyal handpon agak buruk, saya harusnya bisa bebarengan, dikarenakan pada saat saya hubungin ternyata vadri dan siti baru naik damri dan damri yang mereka tumpangi baru saja lewat depan muka saya. Yasudah terpaksa kami tidak bebarengan. Huft.

Jumat malam jam 10 saya tiba di terminal damri dekat mall botani square. Saya pun menginap disalah satu teman kampus saya  di UI bernama latif, kebetulan dia bisa jemput saya dan bisa kita muter muter bogor melepas kerinduan akan kota kenangan ini. Dalam filosofinya memang bagi kami Bogor bukan kota kelahiran kami, tapi Bogor merupakan bagian hidup dan saksi bisu perjuangan kami merantau serta menimba ilmu. Bogor merupakan kota yang sangat sangat berkesan, makanan bermacam dan banyak tempat wisata membuat bogor tak bisa lepas dari kemacetan dan menjadi bagian kota metropolitan. Puas bercerita dan mengamati perubahan kota bogor, akhirnya saya pun menginap di kostn adek kelasnya latif dikarenakan kebetulan sang pemilik kamar sedang fieldtrip jadilah keberuntungan saya bisa mengiinap gratis dikotsn yang lumayan mewah itu.. heheheh

Pagi pun datang, hati sudah tak sabar ingin bertemu dengan para makhluk mahkluk yang selalu memberikan cerita disetiap lembar pejalanan menuntut ilmu dibogor, para mahkluk yang tidak pernah bisa diam selalu berlgurau dan berselisih paham, para mahkluk yang membuat sisi belajar mejadi nyaman, para mahkluk yang selalu saling merindukan namun malu untuk berucap kata rindu. Saya sebut mereka sahabat, keluarga and whatever lah asal kan tidak ada kata mantannya. Tepat pukul 10. Saya sampai dilokasi berkumpul yaitu di kampus bbaranangsiang, gedung tua yang mempertemukan kita para semut maroon. Di kantin baranangsiang saya disapa seorang wanita dari kejauahan sambil melambaikan tangan (bukan dunia lain). Hahahha.. ternyata dia adalah Ny. Charisma rahmat (red: DEWI YULIANTI). Wanita yang sudah berbadan dua itu terlihat berbeda dari dulu ketika kuliah, dandanan yang mulai rapi serta modis serta sedikit makeup membumbui wajahnya terlihat dewi calon ibu yang fresh. Setelah berbincang sebentar muncul dari kejauahan sosok yang sempat membuat saya pangling, bagaimana tidak tubuhnya yang sudah mulai seperti bapak bapak ini menyapa dari kejauahan, kulit hitam dengan khas bicara sunda, kami biasa memanggil dia Kharima rahmat (red: BOAS). Tubuh pun tak terbendung untuk manghampiri teman lama matrikulasi saya dan memeluk ramah sambil menanyakan kabar. Kemudian sambil berbincang ringan kami pun mencari tempat berkumpul yang sudah ditentukan oleh team HORE (red: panitia). Akhirnya kami pun bertemu ditengah kampus baranangsiang. Disana sudah ada beberapa orang yang sedang menunggu beberapa orang yang lain,sedangkan beberapa orang yang lain sudah menunggu ditempat penginapan alias di vila puncak.

Dewi (calon Ibu)
Boas a.k.a kharisma rahmat (calon bapak)



















Disana pun saya bertemu dengan beberapa teman kami. Pertama adalah hendri, hendri adalah ketua malam keakraban atau disingkat makrab, lelaki ini adalah asset bangsa, dia merupakan salah satu penerima gelar cumlaude diangkatan 45. Hendri merupakan sosok yang ramah serta murah senyum adalah sosok yang selalu memiliki doa dalam senyumnya, doa untuk menemukan bidadari pujaannya sesuai syariat agama. Hendri merupakan salah satu sahabat saya yang paling syariah. Dia selalu menjaga jarak dengan wanita, selalu memandang wanita dengan menunduk , selalu menghormati wanita, tapi suka tau aja kalo ada cewek cakep berhijab lewat…(kalah mata gw kalo masalah akhwat cakep). Hendri yang sekarang berkarier disalah satu perusahaan milik jepang dan menjadi coordinator alias punya jabatan,,, cieee punya jabatan. Dia baru saja menginjakkan kakinya di negera jepang karena dikirim oleh perusahaan untuk mengikuti acara di negera tersebut. Seorang hendri memang tidak pernah berubah khas dengan senyuman penuh doanya itu.
Hendri setiap senyum terselip doa


 
 Selanjutnya saya bertemu dengan sahabat yang selalu punya kegiatan dengan saya yaitu akbar, orang jawa bermedok sunda ini adalah sahabat yang selalu saya repotin. Orang yang terkaadang gak jelas makst omongannya, orang yang selalu menjengkelkan karena kelakuaannya aneh aneh aja hahahah. Akbar yang sekarang berkantor di sebuah perusahaan lab jasa milik engko wiliam ini adalah orang bogor yang bisa stanby dan bisa diajak kemana mana. Akbar yang habis putus sama adek junior ankim baru saja menemukan dambaan hatinya, yang masih abg lagi, akbar yang masih aja gak berubah cuman sekarang dia udah jadi juru poto, bagus lah biar dia diem gak aneh aneh.. hahaha. Akbar yang merupakan clan terakhir yang masih sering mengunjungi desa konoha.
sebut dia Akbar  yang sedang lapar


Berikutnya saya bertemu dengan bustomi, lelaki yang sekarang manjadi guru agama di salah satu sekolah diarea bogor kabupaten itu masih lah bustomi yang dulu tidak ada perubahan yang signifikan. Bustomi yang sempat dikabarkan kedekatannya dengan Edwin di semester 5 dan 6 ini juga sudah menyelesaikan kuliah nya untuk meraih gelar sarjana teknik ini entah kenapa tiba tiba menjadi guru agama dan guru olaraga. Memang tidak ada kolerasi yang siginifikan antara sarjana teknik dengan menjadi guru agama serta guru olaraga. Namun saya turut bangga setidaknya ada salah satu dari kami yang masih peduli dengan moral bangsa. Walaupun suka agak konyol tapi tetap lah namanya bustomi yang biasa dipanggil tomi. Berikut penampakannya.
ini tomi, ini bukan budi apalagi kakak budi


Tepat duduk disebelah tomi ada salah satu tokoh yang baru saja menyelesaikan misi nya membasmi akatsuki bersama naruto dan teman teman, dia adalah tyo asli banten dan misterius. Tyo yang pernah terjebak dalam lubang percintaan di ankim ini adalah salah satu sahabat saya dari matrikulasi. Tyo yang sekarang bekerja disalah satu perusahaan obat di bandung sebut saja perusahaan PT Tanabe. Belakangan diketahui melalui investigasi langsung tyo sekarang tinggal dibandung dirumah kakeknya, tyo yang suka ngepost foto anak kecil yang berlabur LEHO di salah satu medsos membuat dia banyak didoakan biar cepet sadar itu LEHO begitu membuat geli yang lihat.
Tyo sedang minum jamu herbal bersoda


Berikutnya duduk diarah sudut depan saya ada cewek bogor yang bodynya tidak kalah duhai dengan cewek-cewek lain. Yaitu saudari ely (saya lupa nama panjangnya siapa), setiap memanggil saudari ely saya selalu takut ada dosen paling senior diankim makanya teman-teman biasa memanggil dengan nama eboy. Ely merupakan salah satu teman kita yang menjadi team hore di acara reuni ini(kalo gak salah). Ely dalam kegiatan yang berbau hore hore selalu semangat, semangat dia selalu menggemparkan, ely yang sekarang sedang melanjutkan kuliah di bidang kesehatan masyarakat disalah satu universitas dijakarta juga menjadi salah satu analis di perusahaan farmasi di daerah jalan raya bogor. Ely merupakan sosok yang gampang membaur, jaman dulu saya ingat ely sebelum berhijab selalu berpenampilan dikepang satu ala-ala gadis desa yang  rajin ke sawah buat menanam padi, tapi sepertinya lebih tepatnya ala gadis desa yang suka menghabiskan padi dan membuat stok bulog macet (piiss elly maaf) hahahaha. Walaupun ely tinggal didaerah bogor tapi tetap dia kurang medok bahasa sundanya. Ely memang selalu optimis, selalu periang banyak teman dan suka naik bis kalau pulang kuliah dulu. Inilah sosok ely eboy dibawah ini
ely (wanita berjilbab merah) dalam foto hanya ada satu wanita yaitu ely. hahah



Ketika mata saya memaling dan melihat kearah kiri saya ada 2 orang yang sangat mengagumkan, dalam skala pendidikan 2 orang ini adalah yang paling unggul dari pada kita. Pertama adalah sofian ansori, orang asli serang banten ini merupakan anggota semut merah maroon 45 yang umurnya masih cukup muda diantara teman teman, maklum kelahiran 91. Walaupun beda setahun tetap sofi (panggilan akrabnya) merupakan orang yang moody sekali, mungkin karena usia. Heheh tapi dari segi wajah sih gak menunjukkan usianya kalo masih muda. Sofi yang pernah menjadi seorang drummer handal di diploma ipb dan cukup mempunyai nama, ya walaupun namanya tak seharum pahlawan yang mendahului kita ya. Sofi yang selalu optmis dan selalu ingin berkembang membuat dia banyak teman dimana mana. Sofi yang kini sedang mengambil gelar master di universitas yang pernah saya kuliah disitu juga membuat dia semakin diakui kredibilitasnya bahwa sofi ingin berkembang. Kemudian disebelah sofi adalah tika yang merupakan veteran analisis kimia yang sudah saya ceritakan di halaman sebelumnya. Tika yang setelah keluar dari ankim mengambil jurusan hukum di salah satu universitas terkenal di Jakarta, sekarang sudah menjadi sarjana hukum, turut bangga juga kita punya teman seperti tika. Tika yang sekarang juga mengambil master hukum di salah satu universitas negeri di solo membuat kita juga bangga dan dapat mengambil nilai moral bahwa keluar dan gagal bukan berarti gagal, tetapi tuhan menunjukkan jalan yang lebih indah dibalik kegagalan itu terkadang prosesnya sedikit tidak mengenakkan menurut kita. Berikut foto sofi dan tika
Sofi (jaket merah), dan Tika (perempuan kerudunh biru)



Tunggu Lanjutanya.... (bersambung).....

Selasa, 03 Februari 2015

Ketika Mimpi adalah Bagian Dari Takdir

Langkah menuju salah Satu Mimpi
"If you built it, they will come" (field dream;home away 2014)... 
Jangan pernah takut bermimpi. Harus nya kamu takut rasa malas dan mata yang terus ingin tidur. Setidaknya ketika kita bermimpi ada 100 hormon tubuh kita bergerak naik mamacu semangat kita untuk "do and move". Sudah banyak orang membuktikan ketika kita bergerak maju kita akan menemukan kerikil tajam disetiap jalan, namun akhirnya dengan menggerakkan kaki untuk maju kita gak akan pernah menyesal bahwa kita telah menemukan sesuatu yang baru dan indah. Setidaknya semua itu nyata, bukan hanya diam di kamar atau diam dengan rutinitas yang homogen kita dapat merubah hidup. Setidaknya ketika kita bergerak maju ada beberapa orang (keluarga dan sahabat) di belakang kita yang mendoakan kita, dan yang kamu harus tau adalah ada seribu malaikat yang mendorong kita dan mendoakan kita karena maju untuk kebaikan. Jadi tunggu apa lagi. Bangun itu mimpimu ingatkan dalam setiap pagi (man jadda wa jadda), mereka (mimpi) akan datang atas izin allah. Ayo jangan diam saja segera kamu buka bukumu atau segera kamu keluar menggerakkan kakimu,bangun mimpimu, jangan hanya mengumpat karena itu akan membuang waktu.

Allah menciptakan kedua kaki untuk kita agar terus maju dan bergerak tentunya menuju kebaikan. Allah juga menciptakan waktu agar kita selalu ingat dan mengetahui kapan kita akan berhenti, memang waktu adalah pembatas, tapi setidaknya bukannya ada sesuatu yang harus dicapai dan dilakukan sebelum batas itu menghentikan kita.

Kamu selalu mengumpat? Kamu selalu mengeluh? Maka kamu tidak akan pernah tau indahnya perubahan dan kamu tidak akan menemukan kesempatan!! Ketika kamu jatuh,kamu harus tau bahwa kamu harus bangun. Kamu tau kenapa kamu harus jatuh? Karena dengan jatuh allah mengingatkan kita bahwa kita terlalu sombong, jangan menyalahkan keadaan, bangun, melangkah lagi, jangan biarkan waktu menggerus mimpimu. Biarkan waktu menjadi penyemangatmu, biarkan waktu yang menjadi kan kamu ingat bahwa kamu harus terus melangkah.

Sekarang apa mimpimu? Lulus kuliah? Kerja ditempat yang sesuai? Menikah? Dapat beasiswa? Berkarya? Atau bahkan menjadi orang yang populer... Itu semua bisa kamu lakukan ketika kamu harus melangkah dan mencapainya. Ingetkah ketika kita masih kanak-kanak, ketika kita belajar bersepeda pertama kalinya.



 Kita sering jatuh, tapi kita bangun lagi dan mencoba lagi sampai tidak pernah kita rasa kaki kita sudah lecet, air mata kita yang terus berjatuhan merasakan sakit, tapi mengapa kamu dulu masih terus mencoba sampai bisa. Semua itu karena kita ingin kita terus melangkah mengayuh pedal sepeda hingga kita bisa. Terkadang kita harus merasa kekanak kanakan untuk meraih mimpi kita (dalam arti positif) agar kita tidak pernah mengenal kata lelah dan menyerah, yang kita pikirkan hanya kita pasti bisa.

Mereka dan Mimpinya


Takdir diciptakan untuk dijalani, tapi jalani secara elegan dengan warna mimpimu. Dengan itu kamu akan tau bahwa mimpi kamu adalah bagian dari takdir, seperti takdir kita bisa bersepeda walaupun ketika belajar kita selalu terjatuh dan kita bangun lagi. Selamat malam (MAAR 2015, ketika mimpi adalah bagian dari takdir)