Minggu, 15 Februari 2015

Segelas Capoccino Dingin

capoccino dingin dan puspa

Kopi merupakan sebuah minuman yang sudah dikenal dan diminati bahkan sejak beberapa ribu tahun yang lalu dalam artian sebelum masehi. Kopi merupakan sebuah minuman yang dapat diolah dengan berbagai macam cita rasa. Kopi juga memiliki khas disetiap daerah. 

Sebuah mitos yang sedikit berbau candaan muncul di beberapa daerah. Mitos tersebut menceritakan filosofi kopi itu tersendiri. Kopi merupakan lambang kedewasaan, ya ketika membuat kopi dan menyeduhnya dengan air panas konon katanya cara mengaduknya pun harus 18 kali, yang menandakan bahwa kopi tersebut biasa dikonsumsi ketika orang tersebut memasuki usia 18. Mungkin dari situlah filosofi kopi lambang kedewasaan. 
Memang benar juga kalo dipikir, mungkin jaman dahulu para penikmat kopi keseluruhan orang dewasa atau diatas 18 tahun. 


Dibeberapa daerah pun memiliki slogan bahwa kopi adalah pengantar pembicaraan. "Secangkir kopi seribu cerita", slogan yang cukup unik. Banyak pertemuan kawan lama atau pun pertemuan pekerjaan yang dilakukan di warung kopi atau kafe diawali dengan segelas kopi. Mungkin disitulah obrolan bahkan bahasan tentang sebuah tema bisa berkembang. Bahkan disetiap kunjungan silaturahmi selalu para pemilik rumah menawarkan mau "minum kopi?", sebuah pertanyaan yang secara kita tidak sadar bahwa dengan kopi mungkin pembicaraan akan lebih berkembang bahkan pertikaian kecil pun segera meredah. Ya kopi memang sebuah minuman berjuta penggemar. Kopi yang selalu ada disetiap pembicaraan dan kopi yang biasa menjadi penyegar pikiran.


Terkadang secangkir kopi merupakan awal dari pertemuan, ya pertemuan yang sangat manis itu. Pertemuan pertama kali dua insan yang memang ditakdirkan untuk bertemu, pertemuan kali itu memang tidak sebiasa pertemuan yang saya alami sebelumnya. Sabtu sore membuat saya ingin sejenak melepas penat setelah hampir 5 hari berkutat dengan laboratorium. Sabtu sore yang biasa saya lewati dengan hambar di rumah kontarakan sambil menonton acara televisi dengan ditemani seorang penjaga komplek hingga kantuk datang. Kali ini aku  memberanikan diri untuk beranjak dari kamar ku menuju kekota. Kesebuah tempat yang sudah lama ingin saya kunjungi yaitu Sebuah kafe. sesampainya disebuah kafe di dekat pantai losari saya memarkir motor, sejenak menghelakan nafas karena begitu macetnya jalan makassar sore itu. hampir setiap kafe di wilayah wisata pantai losari Terlihat cukup penuh dari parkiran motor. Hampir semua kursi di penuhi sepasang muda mudi yang mungkin sedang menjalani kencan rutinnya. "Ah saya tidak pusing dengan hal itu, Saya hanya ingin mencari sebuah suasana baru dengan ditemani kopi serta sedikit snack" dalam hati saya berkecambuk. 


Memasuki lantai bawah disambut sapaan pelayan kafe yang cukup hangat. Dilantai bawah kafe itu terlihat bukan hanya pasangan muda mudi tapi segala umur. Kebutulan dihari itu ada hiburan live band, cukup beruntung saya datang hari itu karena ada hiburan yang cukup lumayan lah untuk menemani saya di sabtu malam itu. 
Saya pun beranjak kelantai atas dan beranjak duduk di tempat duduk menghadap ke arah luar layaknya balkon. Seorang pelayan datang menghampiri saya menyodorkan menu sambil sedikit menimpal pertanyaan yang begitu menohok ; "hanya sendiri mas?" sambil tertawa kecil saya menjawab "iya saya sendiri". Kemudian saya pun langsung memesan segelas kopi cappucino dingin dan seporsi kentang goreng untuk menemani saya di sabtu malam itu. Beberapa menit kemudian pesanan saya datang. Tak lama setelah saya datang ke cafe itu suasana pun semakin rame bahkan banyak sekali percakapan seru disetiap meja terjadi, terkadang ketawa yang lumayan menggelitik terdengar sayup-sayup beriringan dengan lagu yang dimainkan oleh band di cafe tersebut. 


Meja-meja pun sudah terisi, lalu lalang pelayan cafe semakin terlihat sibuk menandakan cafe dihari tersebut kebanjiran rejeki. Tak heran ini kan hari sabtu jadi wajar tempat ini ramai. Tak lama saya mulai meneguk kopi saya datang seorang wanita yang terlihat bingung mencari tempat duduk dan menghampiri meja saya dengan melontarkan pertanyaan "kursinya kosong mas?" saya dengan spontan menjawab iya kosong mbk. Pertanyaan berikutnya pun terjadi "boleh saya join mas?" saya langsung menjawab spontan "iya silakan mbk, kebutulan saya memang sendiri dan ingin mencari teman cerita". Trarlalalaaaaaaaaa saya keceplosan... Malu pun menyelimuti saya. perlahan saya meneguk kembali capocino dingin saya sambil meredakan rasa grogi saya karena keceplosan menjawab pertanyaan wanita tersebut.

sembari memainkan gedget nya wanita itu pun menoleh kanan kiri mencari waiters untuk memesan makanan. kemudian tangannya pun melambai memanggil seorang waiters yang tak jauh darinya untuk meminta menu. suara lembutnya itu keluar dengan memesan sebuah capocino dingin dan seporsi es krim scop coklat. kemudian waiters tersebut kembali untuk mengambilkan pesanan dari wanita tersebut. saya pun sesekali memperhatikan tingkah wnaita muda tetsebut. sembari memainkan gedget nya dia terlihat fokus membalas sebuah pesan singkat entah dari siapa. "ah sudahlah urusan dia kenapa aku harus menjadi penting dalam setiap tingkahnya, lagi pula kursi dimeja kami hanya 2 dan semua meja telah terisi" batin saya. tak lama kemudian wanita itu mengulurkan tangan ke arah saya dan menyebutkan namanya. "Puspa"  sambil tersenyum kepada saya. saya pun langsung menyambar tanganya dan sedikit membuat dia kaget dan tertawa geli. "agus" saya pun sambil membalas senyumnya dia. 

P: maaf ya harus join dan ganggu di mejata' (logat makassar)A: iya tidak apa-apa kan sudah saya bilang memang kebutulan saya sendiri kok pus (logat jawa kental)P: hahahhahahhah kita bukan orang makassar?A: bukan, saya asli jawa pusP: jangan panggil pus... kayak kucing saja, panggil aja uppa,(tertawa ramah)A: oh iya upa maaf. soalnya teman saya dulu kalo namanya puspa panggilnya pus.. hehehehP: apa kita bikin disini? (logat makassar begitu kental)A: tidak ada, hanya ingin menghabiskan malam aja.P: oh begitu... A: sedang menunggu orang kah?P: tidakji, cuman ingin menikmati malam juga... (senyum)

entah apa yang sedang terjadi dengan wanita berkulit putih dengan senyum manisnya di sebuah kafe sendirian dan join dengan seorang pemuda rantau yang tidak punya teman ini. entahlah, mungkin itu akan terjawab apabila saya melontarkan beberapa pertanyaan kepo kepada dia. namun akan kan pertanyaan kepo itu membuat dia nyaman? bisa-bisa dia marah dan menyiramkan segelas capocino nya kepada saya. hehe

sungguh spekulasi yang begitu tidak masuk akal yang saya pikirkan barusan. lagipula bukankan pertenyaan kepo dari orang yang baru dikenal akan membuat seseorang akan semakin ilfill?.
sudahlah mungkin malam ini akan begitu hangat dengan capocino dingin. pesanan puspa pun datang. kemudian bibir tipisnya itu pun menempel di sedotan hitam yang ada di gelas capocino dinginya. terlihat puspa begiitu menikmati capocino dinginnya, saya rasa dia penggemar varian kopi itu. ya itu kopi capocino. varian kopi yang satu itu memang banyak punya penggemar tersendiri. 

kemudian percakapan pun berlanjut sangat hangat, sesekali menikmati capocino dingin tersebut akhirnya kami pun banyaj mengenal diri kami masing-masing. 

seolah tanpa batas,seolah kami sudah begitu lama mengenal dan memang kita punya takdir yang sama. yaitu sama sama dipertemukan lewat segelas capoccino dingin.

puspa adalah seorang wanita yang sedang menjalani pendidikan tingginya disebuah universitas negeri di makassar, puspa sekilas memang seorang wanita yang begitu supel dan gampang akrab dengan orang. memang dari segi umur dia lebih muda dari saya. puspa ya itulah dia wanita dengan senyuman manisnya. pembicaraan pun mengarah ke hal yang sangat sensitif

P: kenapa kok sendiri aja mas?A: iya memang selalu sendiri sejak di makassar.P: pacarnya mana mas? kok gak diajak malam mingguan?
whattttt?????/ apa ini... pertanyaan yang membuat saya sangat bingung menjawabnya. pertenyaan begitu sangat membingungkan.

P: kok diem mas? mas mending minum dulu deh saya takut kaget jantungan terus mati deh.. hehehehe sambil menyabar capoccino dingin didepan saya teguk sesekali mengambil nafas dalam untuk menjawab pertanyaan tersebut.A: anu mbk.... ndak ada saya punya pacar....suara dia sound system terdengar band di cafe menyanyikan lagu yang sedang hits,,, 
telalu lama sendiri, sudah terlalu lama aku asyik sendiri tak ada yang menemani..... by: Kunto Aji
entah apa yang dipikirkan band di cafe itu menyanyikan lagu tersebut dimalam minggu. kemudian puspa pun menahan tawa gelinya sambil menikmati es krim nya.

P: hahahahha sudah mas jangan kikuk gitu dong, sama kok saya juga emang biasa sendiiri, tidak ada pacar
A: (menghela nafas lega yang hampir 1 menit tertahan)
pembicaraan malam itu memang begitu hangat hingga saya pun begitu menikmati capoccino dingin saya. ya seorang puspa yang baru saya kenal telah seolah menjadi bidadari pengundang tawa dimalam itu.
A: bukannya kalo sabtu perkuliahan libur ya?
P: iya libur, kebetulan tadi saya keperpustakaan kampus untuk mencari referensi tugas saya, sengaja saya kesini karena saya juga sedang suntuk dengan tugas makanya saya pengen merefres otak saya di sabtu malam ini
pembicaraan pun samakin malam semakin seru dengan gelagat tawa puspa yang begitu menggelitik disetiap percakapan malam itu. entah seperti cafe tersebut menjadi takdir yang seolah semua meja menjadi begitu bahagia dengan malam itu termaksut meja kami. tanpa sadar waktu pun bergulir mendekati jam 9 malam, puspa pun sedikit melirik jam tangan hitam di tangan kanan nya untuk melihat waktu. dia pun seakan terburu-buru menghabiskan capuccinonya dan menyisakan es krim nya yang hampir meleleh sempurna.

kemudian tubuh kecilnya pun beranjak berdiri yang seolah menandakan bahwa dia harus bergegas pulang. dengan senyum manisnya dia pamit kepada saya untuk pulang.
kaki nya pun beranjak meninggalkan meja no.19 itu. beberapa langkah dari meja, tubuhnya yang dibalut baju biru serta rambut panjang sepunggung berbalik dan mengeluarkan kata "terima kasih", dan dia pun beranjak pergi meninggalkan meja 19.

kesalahan fatal pun terjadi, kami bahkan lupa saling bertukar no handphone untuk melanjutkan komunikasi. tapi ya sudahlah itu mungkin keberuntungan saya saja malam itu di temani seorang wanita cantik bercerita menghabiskan malam.

aku pun masih terdiam duduk di meja itu, ditemani dua buah gelas capoccino yang sudah mulai habis dan bahkan satu gelas di depan saya  sudah ditinggalkan sang mpu nya. bahkan piring kecil eskrim skop yang sudah meleleh itu pun menggambarkan perasaanku yang mulai leleh dengan pembicaraan yang berlangsung hampir 2 jam dengan seorang wanita berbaju biru itu. dia telah beranjak dan hanya meninggalkan gelas, piring kecil dan kata terima kasih yang keluar dengan senyuman hangat itu. keegoisan itu hadir dan mendramatisir setiap hal yang telah terjadi. bagaimanapun, aku tidak pernah membanyangkan sebelumnya bahwa kursi kosong didepanku di meja tadi telah diisi olehnya. entah kita akan kembali dipertemukan atau tidak dalam situasi seperti itu dalam situasi se-hangat ini ---setidaknya bagi diriku.  
Setidaknya aku cukup puas dengan gelas Capoccino ku malam ini, begitu segar dan dingin layaknya malam itu yang begitu dingin dan hanya kamu dan aku membicarakan beberapa pembicaraan hangat yang semakin lama membuat gelas gelas kita berembun.

(MAAR 2015, Ketika Mimpi adalah Bagian Dari Takdir) 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar