Selasa, 10 Februari 2015

KUTIPAN “TUHAN MAHA ROMANTIS”


Cover dari buku Tuhan Maha Romantis

gambar dalam bingkai apa adanya 

Aku merenung sendiri .
Haruskah semua begitu sempurna? Sementara apa yang kucinta darimu adalah ketidak sempurnaanmu.
Haruskah semua begitu sempurna? Sementara kita tak pernah tahu apakah kesempurnaan selalu mengantarkan kita dalam kebahagiaan.
Tidak kah mestinya segalanya sederhana saja: sesederhana dirimu, sesederhana cinta itu sendiri. Karena bahkan senyum yang kau hadirkan setiap hari sudah terlalu mewah untuk diperbandingkan dengan segala yang ada dibumi-yang bisa maupun yang tak bisa kita beli. Karena bahkan tatapan yang kau hadirkan begitu menenduhkan dari rumah mewah tipe apapun dengan harga semahal apapun.
Jadi haruskah semua begitu sempurna?
--(azhar nur ala)--
Tak heran dari bagian paragraph ini menjadi terfavorit dari setiap pembacanya, begitupun saya. Terima kasih azhar nur ala, kamu mampu mendiskripsikan begitu detail dengan pertanyaan sesederhana “jadi, haruskah semua begitu sempurna?”
layaknya saya beretemu dengan mereka yang selalu mengisi dan memberikan saya cerita tentang artinya kesempurnaan sebagai sahabat perantauan.
senyuman itu sudah mewakili kata sempurna (AL HIkMAh CAMP) 
Pasti semua orang pernah merasakan rasa yang kesebut itu terlalu berlebihan dan akan berakhir begitu emosional ketika mengingatnya bahwa kita telah melepasnya. Rasa cinta mendalam dari seseorang. Begitu banyak yang akan kamu korbankan ketika kamu berada dalam posisi itu. Begitu banyak peluh yang akan menetes jatuh tak tertahan ketika rasa yang ada entah bersumber darimana rasa itu. Begitu mendalam dan menusuk sehingga terkadang logikamu akan seketika berhenti. Kamu akan melakukan semua hal diluar batas kemampuanmu tapi pada akhirnya kamu lakukan itu. Kawan kamu telah mabuk!!!
Kamu begitu merasakan rasa yang sangat mendalam dan kamu baru saja menlepaskannya. Senyuman yang begitu sempurna yang dia peruntukkan untuk kamu, tatapan yang mengalahkan kemewahan. Tapi kenapa semua harus menuntut kesempurnaan sedangkan itu saja sudah cukup mewakili rasa kesempurnaan itu.

KUBICARA PADA UDARA
YANG TAK PERNAH PAHAMI RASA
RINDU SETENGAH MATI MENDERA HATIKU

Sebuah bait lagu (Tuhan Maha Romantis). Rindu itu mendera hati ini begitu kencang dan merobek urat nadiku. Layaknya ketika kita berbicara pada udara. Dia tidak akan pernah memahami rasa itu.

KUBICARA PADA BULAN PURNAMA
YANG TAK PERNAH SELALU ADA
SEPERTI DIRIMU YANG SELALU JAUH DARIKU
Ku menahan rasa itu terus tertahan hingga akhirnya aku berbicara pada bulan purnama yang tak akan pernah selalu hadir mendengarkanku ketika aku sangat merindukanmu. Kata rindu itu selalu teruntai untuk kamu yang selalu jauh dariku.

KINI SEMUA TELAH USAI
JARAK TELAH LURUS
RINDU TELAH KITA SULAM
MENJADI TEMU
Ketika sebuah pertemuan itu adalah segala obat untuk pengobat rindu, layaknya sebuah harga yang dibayar karena rasa rindu yang akhirnya menjadi lurus. Ketika rasa itu membuat kamu seolah menyulam sebuah benang yang menunjukkankan kamu menjadi sebuah pertemuan. Alangkah begitu indah bukan?

TUHAN LAH YANG MAHA ROMANTUIS
TULISKAN KISAH FANTASTIS
PERTEMUKAN KITA LALU BERSEMILAH CINTA
Indah sekali scenario tuhan, begitu bisanya tuhan membuat kita menyulam rasa rindu itu menjadi temu. Tuhan lah yang mempertemukan kita, pertemuan yang tidak pernah kita rencanakan membuat kita perlahan diarahkan ke sebuah kisah tuhan yang begitu fantastis. Begitulah tuhan menuliskan pertemuan kita. Pertemuan kita yang kemudian bersemi menjadi sebuah cinta.

TUHANLAH YANG MAHA ROMANTIS
TULISKAN KISAH FANTASTIS
MEYATUKAN GAMBAR KITA DALAM BINGKAI APA ADANYA
Tak heran begitu manakjubkan kisah yang kita jalani. Hanya tuhan lah yang maha romantis yang selalu menuliskan kisah fantastis, dengan menyatukan gambar kita dalam sebuah bingkai apa adanya. Tanpa kata lain selain rasa sayang dan rasa “saling”. Ekspresi mu adalah sebuah doa, ketika ekspresimu adalah sebuah doa semua cinta akan menuju jalan surga.
Tuhan kamu begitu romantis, tulisanmu begitu fantastis. Kau buat semua rasa, jarak, rindu, cinta menjadi temu dengan apa adanya. Kisah yang fantastis wahai engkau tuhan yang maha romantis. Hanya kepadamu kami meminta dengan penuh keyakinan sesuai jalan yang telah kamu tetapkan hingga akhirnya sebuah mimpi adalah bagian dari takdir

            Sebuah tulisan apresiasi untuk novel Tuhan Maha Romantis karya sahabat saya Azhar Nur ala


serta apresiasi saya kepada mereka yang membuat saya punya cerita akan artinya perjuangan meraih mimpi itu. mereka yang mengisi semua detik dan langkah perjuanganku. langkah perjuangan yang begitu sempurna untuk diceritakan dan tidak akan sempurna apabila tidak ada mereka. begitu romantisnya tuhan mempertemukan kita dalam sebuah bingkai perjuangan. karena tidak seperti bait awal yang selalu tentang dia, kali ini akan kusebut "mereka" yang dipertemukan oleh tuhan yang maha romantis.
aku dipertemuakan dengan mereka (Nuzul dan Mbak Mety) Depok

aku dipertemukan dengan mereka (Mbak Ecy dan Maya) Depok

aku dipertemukan dengan mereka (mbk ester dan Avi) Makassar

aku dipertemukan dengan mereka (prima, fajar, eka, reza, bayu dan riska) BALAITANAH
aku dipertemukan dengan mereka (dwitya, ebel, latif) sahabat kuliah dan kereta

aku dipertemukan dengan mereka (yudita, aminah dan gobel) ipb dan bogor


Tidak ada komentar:

Posting Komentar