Selasa, 28 Oktober 2014

GELAR INI UNTUK HADIAH ULANG TAHUN KU, AYAH DAN ADIK BUNGSUKU

30 AGUSTUS 2014
Merupakan hari yang cukup membanggakan bagi keluaga ku. hari sabtu terakhir dibulan agustus itu merupakan menjadi  sejarah catatan jalan hidup ini. hari dimana segala doa dan segala perjuangan tumpah bereaksi menjadi sebuah hadiah kebanggan untuk keluarga Nur Cahyo. keteguhan hati, ketahanan batin dan pembentukan mental yang begitu amat sulit digambarkan dalam bentuk frase dan deretan paragraf. ketidakmungkinan yang menjelma menjadi kemungkinan, serta keterbatasan yang pecah akibat teguhnya tangan mengangkat dan meminta pertolongan pada yang kuasa untuk menyelesaikan segala ujian demi  ujian dalam bangku kayu dan coretan spidol di papann putih. 

Begitu banyaknya kiasan yang tergambar bahkan mungkin orang menilai ini berlebihan, bagiku tidak, karena perjuangan itu layak untuk diceritakan dan layak untuk dibagikan agar insan insan yang bingung dalam persimpangan menjadi yakin akan pilihan nya. 

Janganlah kita takut akan konsekwensi dan segala tindakan yang kita ambil untuk berjuang di jalan allah, berjuang menuntut ilmu, mencari ilmu dan menagamalkan ilmu itu. sesungguhnya ilmu itu akan mengangkat derajat kita, ilmu yang membuka pikiran dan hati kita bukan malah menutupnya, ilmu yang akan mengantarkan kita ke jalan menuju rejeki, dan ilmu akan menyelamatkan kita dari siksa kubur yang amat pedih. 

dalam menuntut ilmu sering kita mengalami berbagai kesulitan. dan seharunya kita sadar bahwa kesulitan itu harus dilawan dengan perjuangan, rasa malas yang selalu menghantui, rasa pesimis yang sering menghampiri, dan ketidakyakinan yang selalu mejadi pagar besi yang tinggi. kita seharusnya sadar bahwa untuk mengalahkan rasa-rasa tersebut kita harus giat berjuang dan tentunya kita harus tetap selalu berdoa memohon dan merendahkan diri kepada illahi, karena kesombongan dan rasa optimis berlebihan akan menjerumuskan kita kedalam kemusyrikan. ketika kita sudang berjuangan dalam menuntut ilmu semaksimal mungkin namun rasa-rasa  itu masih selalu menghampiri disitu lah satu tindakan yang perlu kita lakukan yaitu : (berdoa).

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. ” (QS. Albaqarah: 186)

ya kekuatan doa sudah saya buktikan, bahwa doa merupakan penyelesaian akhir dari usaha kita, eksekusi manis menuju sebuah kebaikan. kekuatan doa ini lah yang akhirnya membawa saya ke podium puncak selama 3 tahun melanjutkan studi sarjana di universitas indonesia. kekuatan doa merupakan kekuatan yang maha dasyat yang saya rasakan. syukur alhamdulillah selalu saya penjatkan dalam setiap langkah setiap keluar kelas waktu itu. bagaimana tidak sebagai seorang pekerja honor disebuah laboratrium pemeritah yang letaknya 40 km dari kampus membuat saya harus mengejar kereta atau memacu motor lebih kencang setiap sore untuk meraih kelas jam 4 (walaupun sering telat) heheh, namun keyakinan selalu saya pegang teguh bahwa perjuangan itu harus saya lakukan dengan penuh keceriaan dan semangat. 

Aktifitas itu sore seperti itu pun yang saya selalu alami dan selalu saya jalankan selama 2 tahun 8 bulan, bahkan setiap sabtu saya harus kekampus mengejar ketertinggalan, ntah itu mencari info kuliah yang sering tertinggal hingga iseng mantengin buku di perpustakaan. hal-hal tak akan terlaksana ketika kita tidak ada usaha untuk berjuang, setidaknya saya tidak sedirian saya bersama puluhan mahasiswa yang satu nasib sepenanggungan. ehehhe.

Akhirnya selama 2 tahun 8 bulan saya melakoni aktifitas tersebut, terkadang sering merasakan lelah dan pesimis dapat lulus di universitas kelas dunia ini, universitas yang dibanggakan bangsa dan universitas pertama di indonesia. dimana ketika masuk saja saya sudah merasa beruntung dan antara pantas dan tidak pantas, eh ketika sudah didalam dan sudah melakukan kegiatan belajar mengajarnya harus lebih berjuang lagi dan ingin cepat menyelesaikannya. kata orang "ibarat mendaki gunung, serasa lelah dan ingin cepat sampai diatas, ketika diatas kita pun dapat menertawakan perjalanan sulit itu" ya saya rasa itu ungkapan yang tepat dalam proses studi, ketika dalam pelaksanaannya kita sering merasa lelah dan ingin menyerah, tetapi ketika kita sudah menyelesaikannya dan sudah sampai diatas kita pun bisa tersenyum bahkan menertawakan perjuangan yang kita lalui. 

Ooh iya lupa, saya perkenal kan nama saya. saya adalah muhammad agus ainur rosyid anak pertama dari keluarga nurcahyo dan lahir di hari kedua bulan agustus, bulan perjuangan, bulan kemenangan, bulan kemerdekaan, mungkin dulu ketika lahir aku merupakan hadiah ulang tahun bapak ku mungkin  soalnya bapak ku juga lahir dibulan agustus, sebagai seorang anak pertama saya pun ingin mencoba mandiri dan menjadi contoh yang baik buat 2 adek saya yang kini sudah mulai beranjak dewasa. adek pertama selisih 3 tahun dengan saya dan adik yang bungsu selisih 5 tahun dengan saya. bapak merupakan seorang guru matematika yang kata nya dulu super galak, bapak yang selalu menunjukkan ke kita bahwa berjuang itu memang harus dari nol, bapak yang selalu menyembunyikan laparnya, pada waktu dulu gaji seorang guru tidak lah sebesar sekarang, kita yang selalu merengek meminta mainan ataupun jajan sampai dia harus memarahi kita ketika kita tidak pernah mengerti keadaan dia yang tidak ada uang, yang selalu bilang "nanti kalau ada rejeki bapak berikan". memang pada waktu kita mash kecil sering kali kita merengek menangis dalam meminta sesuatu yang kita tidak tau bahwa orangtua kita tidak dapat membelikan itu dengan segera. 

Menginjak sekolah dasar saya pun selalu disuruh belajar dan belajar, bahkan terkadang pukulan dan sentilan dia yang melayang di kuping membuat kita harus terpaksa belajar. ketika menginjak sekolah menengah pertama ketika saya ingin sekali menjadi anak band dan membeli gitar untuk belajar main gitar dia pun tidak membolehkannya, dan dengan nekad saya membeli gitar hasil tabungan uang jajan saya sendiri. sesampainya dirumah malah gitar tersebut melayang di badan saya berkali-kali dengan kata-kata

 "ngapain kamu main gitar, mending kamu belajar dan ngaji" 

kata-kata itu membekas sampai saat ini, walaupun saya tetap main gitar secara sembunyi sembunyi, dan menginjak sma saya perlahan pun diperbolehkan bermain band. tapi selalu tiap malam kata-kata yang muncul dan mulut pria berkumis itu:

"belajarmu kapan?, ngajimu kapan?"

selalu hingga saya lulus sekolah mengengah atas, saya tetap disuruh belajar-belajar-dan belajar. hingga ketika lulus sma saya pun memilih kuliah yang jauh dan ingin mandiri dari orantua tanpa diatur-atur. waktu itu saya masuk kuliah di institut pertanian bogor dengan jalur tanpa test namun sayang nya saya hanya diterima di program dilpoma 3 analis kimia. kehidupan dibogor pun memang awalnya terasa hampa karena jauh dari keluarga, namun hari berganti bulan berganti tahun akhirnya saya bisa membiasakan diri untuk sendiri dan mandiri, ketika di IPB saya memang menjadi belajar agak serius dan terkadang malas,hehe

hingga akhirnya saya pun lulus diploma dengan IPK di bawah 3. disitulah saya mulai menyesal dan malu sekali kepada bapak saya, karena dari raut wajah nya itu menunjukkan agak ada rasa kecewa karena ipk tidk sampai 3 namun nyaris 3, memang pada awalnya saya berencana meminta dana ke dia untuk meneruskan studi saya menjadi sarjana bahkan hingga S2 namun karena adik saya mulai masuk kuliah dan butuh dana juga akhirnya bapak saya menyuruh saya kerja, namun saya tetap ingin sekolah, ingin mengembalikan kepercayaan orangtua bahwa saya bisa. akhirnya saya pun mengalah, saya mencoba melamar pekerjaan dan akhirnya dari 20 lamaran saya ada sekitar 17 perusahaan mengundang untuk mengikuti test ataupun interview hingga akhirnya tinggal 3 perusahaan yang akan saya pilih untuk tanda tangan kontrak kerja. dalam hati terdalam saya ingin sekali melanjutkan studi, saya pun terus berdoa apabila saya nanti sudah kerja saya ingin sembari kuliah dengan uang saya sendiri. setelah berkonsultasi dan dengan perdebatan yang cukup panjang, akhirnya dengan bantuan ibu saya, saya pun dibolehkan kuliah dengan syarat orang tua membayarkan uang masuk dan spp pertma setelah itu bapak hanya mengirim semampunya dengan kata lain aku harus mencari pekerjaan sampingan.

Tekad, harapan dan doa membawa ku sampai di test universitas indonesia, universitas terakhir yang masih ada waktu untuk pendaftaran, sedangkan UB dan Undip sudah telat pendaftaran. akhirny setelah beberapa minggu berlalu tiba lah pengumuman masuk. pada waktu itu sehari sebelum pengumuman masuk, saya mendapat  undangan interview ke perusahaan kertas yang cukup besar dan terkenal di internasional, dan sebenarnya saya sebelumnya sudah mengikuti test tulisnya waktu itu di kampus, dari sekian orang lulusan kimia hanya saya saja yang lolos tahap selanjutnya, sehingga saya harus terbang ke riau untuk menjalani interview, pagi waktu itu saya meminta bantuan teman untuk mengecek pengumuman kelulusan saya seleksi di UI. karena bertepatan di hari yang sama saya harruss terbang ke riau untuk menghadiri undangan test disana. sesampainya landing di riau saya pun menunggu jemputan sambil mengaktifkan telepon gengam kembali

dannnnnn..... sebuah sms masuk datang dari teman dikostn :

"boy selamat boy lo lulus masuk UI"

ntah perasaan apa yang saaya alami disitu, antara senang dan sedih bercampur, senang bisa masuk dan melanjutkan kuliah kembali, sedih karena saya sudah sampai di riau dan  khawatir tidak dipulangkan pihak perusahaan. begitu sampai diperusahaan saya mencoba memendam dan menyembunyikan kabar kelulusan saya. hingga akhirnya saya dinyatakan lulus diperusahaan tersebut dengan 1 pertanyaan dari owner:

O: selama agus kamu bisa bergabung di perusahaan kami, bagaimana? kamu siap?
S: ........... (terdiam kaget)
O: kenapa agus? ada masalah ?

dengan spontan saya langsung menanyakan
S: apa hak yang saya dapat ketika bergabung disini pak?
O: kamu dapat gaji yang lumayan, rumah dinas dan kendaraan penjemput setiap hari
S: berapa gaji yang saya dapat pak?
O: kami belum bisa mengatakan secara pastinya, kami harus menunggu keputusan kamu terlebih dahulu mau bergabung atau tidak dengan kami, ya kalau kamu gabung sih kira nya mungkin kamu bisa mendapat gaji diatas rata-rata
S: (kembali terdiam)
O: loh kenapa? ada masalah kah?

dan dengan pertanyaan tersebut muncul saya pun menjelaskan secara pelan pelan agar pihak perusahaan tidak tersinggung dengan statment dari saya. saya pun menjelaskan dan menceritakan keadaan sebenarnya kepada pihak owner, dan alhamdulillah owner pun dengan baik hati mengerti keadaan saya dan mengijinkan saya berpikir terlebih dahulu sembari pulang.

singkat cerita akhirnya saya pun langsung mengambil keputusan memilih kuliah dan meminta bantuan biaya kepada bapak. persyaratan administrasipun terlengkapi dan saya menjadi mahasiswa UI ditahun 2011. 

dulu setelah lulus saya selalu berdoa agar saya dapat kerja dan kuliah serta membayar kuliah sendiri, akhirnya setelah resmi menjadi mahasiswa UI sayapun mendapat tawaran kerja menjadi tenaga honor di balai penelitian tanah sebagai analis. inilah kekuatan doa yang saya rasakan, setahun berdoa disetiap sesudah sholat membuat keinginan saya di kabulkan oleh allah swt. 

2 tahun 8 bulan berlalu dengan kerja seagai tenaga honorer dan akhirnya saya mengikuti test penemerimaan pegawai negeri, alhamdulillah lagi lagi dengan usaha dan doa saya berhasil lulus sebelum saya lulus kuliah. timbul lah masalah baru, ketika saya lulus pegawai saya masih semester akhir di UI dan sedang penelitian skripsi. akhirnya lagi lagi dengan usaha dan doa, sembari mengikuti pendidikan calon pegawai saya harus tiap Pulang-Pergi Pusdiklat kampus untuk menyelesaikan kuliah dan bimbingan skripsi dengan profesor saya yang cukup sibuk. 

akhirnya saya harus menjalani tugas penempatan di kota makassar dengan status sedang pembuatan skripsi, dengan negosiasi cukup berbelit belit dan panjang akhirnya saya pun harus menjalani konsekwensi untuk pulang-pergi makassar-jakarta hampir setiap minggu untuk menyelesaikan kuliah saya. ya sebagai seorang pegawai baru hal ini merupakan hal yang cukup berat dan sangat membutuhkan biaya yang banyak, alhamdulillah berkat tekad,usaha dan doa saya rejeki pun ada lewat mana saja hingga akhirnya saya sidang  skripsi di awal bulan penuh berkah (bulan ramadhan), saya pun berrhasil memperoleh nilai sempurna A dalam sidang skripsi, 
segala nikmat yang tiada tara, jawaban dari doa yang saya panjatkan setiap hari, akhirnya saya lulus juga. heheh

sesi poto keluarga background rektorat UI
setelah melengkapi semua persyaratan kelulusan dan akhirnya saya bisa daftar wisuda di bulan agustus. bulan kelahiran saya, bapak dan adek bungsu saya. akhirnya itu merupakan kado terindah dari allah swt, dan kado untuk bapak yang sudah membesarkan dan selalu mengingatkan saya untuk belajar-belajar dan belajar tanpa rasa henti, disini lah bbaru saya sadar ternyata:

1. pukulan gitar yang melanju kencang di punggung
2. sentilan kuping yang sangat sakit 
3. kata "belajar,belajar dan belajar!!"

membuat saya telat menyadari bahwa bapak ingin anaknya pintar anak nya cerdas dan dapat membanggakan dia, maafkan aku pak aku baru menyadari dan telat menyadari. bapak memang yang selalu menahan lapar agar anaknya kenyang, menabung sedikit demi sedikit untuk pendidikan anaknya, berakting marah demi masa depan anaknya.

hari wisuda pun tiba, gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) pun sudah resmi menambah panjang nama ku. beratus ratus ucapan selamat meluncur secara bersautan di telepon genggamku, perkumpulan satu keluarga utuh dalam prosesi upacara wisuda, kemenangan lomba ilmiah adekku menambah daftar hadiah untuk bapak, dan foto bersama dengan senyum lepas bapak membuat setidaknya aku lega bisa membuat dia tersenyum lepas seperti itu. 

puluhan tangkai bunga mampir dan melekat ditangan ku, puluhan bungan dari teman dan adik-adik kelas ucapan selamat untukku yang seharusnya lebih pantas menerima nya adalah bapak dan ibuk.

terima kasih maaf anakmu ini telat lulus sarjana dan hanya inilah yang bisa aku persembahkan di ulang tahunmu ke 50 agustus lalu. terima kasih semua doa kalian untuk anak-anakmu.....

#story #sarjana #family

sesi poto depan fakultas

foto selepas upacara wisuda 



Sabtu, 25 Oktober 2014

Bukan Hanya Sekedar Gelar

Bogor, 25 agustus 2014 waktu itu...
Bogor merupakan sebuah kota rindang, sejuk, dan nyaman, dimana ketika orang berada dikota ini rasanya enggak beranjak. udara yang sejuk membuat kita nyaman dikota ini. sambutan dan keramah tamahan orang sunda bogor, kecantikan gadis-gadis dan khas kuliner merupakan suatu alasan orang-orang dari kota-kota yang bersebelahan dengan bogor singgah untuk menghabiskan waktu weekend. aktifitas sore ini membuat serasa hati ini berat meninggalkan kota itu, dimana saat itu merupakan hari-hari terakhirku sebelum akhirnya aku pun "hijrah" ke kota lain. Hujan sore itu membuat aku tertahan di sebuah musollah kecil berukuran 2×4 milik sebuah restoran cepat saji di dekat perempatan jalan arteri kota bogor. Suasana dingin sore dengan diiringi hujan lebat yang biasa turun hampir sepekan 2 kali ini membuat aku tertahan sementara dan duduk diam disini, ya di bogor. Kota hujan yang sangat eksotis membuat orang betah tinggal disini. 6 tahun aku dikota ini. Banyak kenangan, ya tentu saja kenangan yang tak akan bisa terlupakan. Sebagai seorang perantau,tentu akan banyak kenangan yang membuat mereka sedih diakhir mereka akan meninggalkan kota yang mereka tempati sementara, ntah itu dalam kegiatan studi atau kegiatan mencari nafkah. begitu banyak pengaruh kota ini terhadap karakter ku, kota dimana aku hanya dikenal sebagai diriku sendiri apa adanya, bukan dikenal aku anak siapa atau keturunan siapa. begitu banyak hal-hal yang kuhabiskan selama 6 tahun dikota ini, bahkan sempat terpikir tidak akan hijrah dari kota ini. ya namun memang hijrah itu perlu, untuk mencari dan memberi inspirasi. 

Kululusan adalah sebuah hal yang biasa didapatkan sebagai seorang pelajar atau mahasiswa di instansi pendidikannya. Namun bagi saya kelulusan yang saya dapat saat ini merupakan hal yang saya anggap bisa jadi motivasi buat pembaca. 
Saya merupakan mahasiswa tingkat lanjut yang melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Namun pendidikan kali ini adalah pendidikan ekstensi atau lanjutan dari pendidikan saya setelah menempuh gelar ahli madya. 
Sebuah universitas tertua di indonesia saya memilih untuk melanjutkannya. Suatu hal yang tak terduga dimana saya dulu bermimpi masuk di universitas ini. Dan rasanya mustahil saya dulu untuk berpikir bahwa saya pantas belajar di universitas ini. Tapi kehendak tuhan dan tekad membuat saya terperosok 3 tahun di universitas ini. Bukan hanya saya tapi ratusan teman ekstensi belajar dengan tekad sungguh sungguh di universitas ini. Namun beberapa dari kami merupakan seorang pekerja full time yang mencoba dan mempunyai tekad untuk merubah nasib dan karir dengan sekolah disini. Hampir seratus orang pekerja full time dan bahkan pekerja kontrak belajar bersama setiap jadwal pulang kantor. Namun dari ratusan itu ada beberapa yang harus melepas pekerjaan nya untuk fokus di perkuliahan yang hampir menguras tenaga,mental dan uang. Dan beberapa masih bertahan dengan pekerjaan sambil kuliah. Tak heran kami sering telat masuk kelas bahkan saya juga adalah langganan telat masuk di segala matkul sore jam 3. Bahkan saya pun adalah orang yang keseringan datang ketika kelas sudah bubar. Namun saya tidak kehabisan akal, saya terus bertanya dan mencoba belajar materi yang disampaikan. Namun ada faktor lain yang membuat saya tetap aman, yaitu teman teman saya yang senantiasi mensuport saya di dalam kelas maupun diluar kelas perkuliahan.
 
Bos galak, izin kuliah dipersulit, jarak kantor jauh, uang pas pasan membuat kami yang bertahan dengan kerja sambil kuliah tetap melakoni kuliah dengan penuh tekad. 


Tekad itu yang membuat kami selalu ingat keluarga dirumah agar bisa membuat mereka bangga. Kerja untuk kuliah,gaji untuk kuliah dan tenaga serta pikiran untuk kuliah. Ketika teman teman seangkatan ahli madya saya sudah mampu membeli hal hal yang baru atau pun barang yang baru kami pun hanya menelan ludah dan menyisihkan sebagian gaji kami untuk melunasi pembayaran kuliah. Ketika mereka jajan enak dan makan enak kami tetap bersyukur masih ada uang di dompet untuk tetap bisa makan hingga beberapan minggu kedepan. 

Motivasi ku adalah orang tua fokus mandiri mencoba menolak pemberian orang tua selama melunasi pembayaran kuliah meruapakan salah satu wujud sikap bagiku untuk meringankan beban mereka

Akhirnya aku bangga hingga saat ini aku berhasil menyelesaikan kuliah ku dengan biaya yang aku hasilkan dengan jerih payah aku sendiri. "Fabiayiallah irobikuma tukadhiba" nikmat allah yang mana lagi yang kau dustakan. Selalu bersyukur dengan apa yang kita raih. 
Perjuangan kami mahasiswa lanjutan dengan penuh motivasi dan tekad akhirnya berbuah manis. Dari mulai pertama masuk hingga kami mendapatkan undangan wisuda untuk keluarga kami.
Undangan ini sebagai salah satu wujud terima kasih kami kepada keluarga dirumah dan setidaknya membuat mereka tersenyum walaupun kami baru tahap sarjana setelah ahli madya.
Terima kasih ayah dan ibu atas doanya.


Golden gais