Sabtu, 25 Oktober 2014

Bukan Hanya Sekedar Gelar

Bogor, 25 agustus 2014 waktu itu...
Bogor merupakan sebuah kota rindang, sejuk, dan nyaman, dimana ketika orang berada dikota ini rasanya enggak beranjak. udara yang sejuk membuat kita nyaman dikota ini. sambutan dan keramah tamahan orang sunda bogor, kecantikan gadis-gadis dan khas kuliner merupakan suatu alasan orang-orang dari kota-kota yang bersebelahan dengan bogor singgah untuk menghabiskan waktu weekend. aktifitas sore ini membuat serasa hati ini berat meninggalkan kota itu, dimana saat itu merupakan hari-hari terakhirku sebelum akhirnya aku pun "hijrah" ke kota lain. Hujan sore itu membuat aku tertahan di sebuah musollah kecil berukuran 2×4 milik sebuah restoran cepat saji di dekat perempatan jalan arteri kota bogor. Suasana dingin sore dengan diiringi hujan lebat yang biasa turun hampir sepekan 2 kali ini membuat aku tertahan sementara dan duduk diam disini, ya di bogor. Kota hujan yang sangat eksotis membuat orang betah tinggal disini. 6 tahun aku dikota ini. Banyak kenangan, ya tentu saja kenangan yang tak akan bisa terlupakan. Sebagai seorang perantau,tentu akan banyak kenangan yang membuat mereka sedih diakhir mereka akan meninggalkan kota yang mereka tempati sementara, ntah itu dalam kegiatan studi atau kegiatan mencari nafkah. begitu banyak pengaruh kota ini terhadap karakter ku, kota dimana aku hanya dikenal sebagai diriku sendiri apa adanya, bukan dikenal aku anak siapa atau keturunan siapa. begitu banyak hal-hal yang kuhabiskan selama 6 tahun dikota ini, bahkan sempat terpikir tidak akan hijrah dari kota ini. ya namun memang hijrah itu perlu, untuk mencari dan memberi inspirasi. 

Kululusan adalah sebuah hal yang biasa didapatkan sebagai seorang pelajar atau mahasiswa di instansi pendidikannya. Namun bagi saya kelulusan yang saya dapat saat ini merupakan hal yang saya anggap bisa jadi motivasi buat pembaca. 
Saya merupakan mahasiswa tingkat lanjut yang melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Namun pendidikan kali ini adalah pendidikan ekstensi atau lanjutan dari pendidikan saya setelah menempuh gelar ahli madya. 
Sebuah universitas tertua di indonesia saya memilih untuk melanjutkannya. Suatu hal yang tak terduga dimana saya dulu bermimpi masuk di universitas ini. Dan rasanya mustahil saya dulu untuk berpikir bahwa saya pantas belajar di universitas ini. Tapi kehendak tuhan dan tekad membuat saya terperosok 3 tahun di universitas ini. Bukan hanya saya tapi ratusan teman ekstensi belajar dengan tekad sungguh sungguh di universitas ini. Namun beberapa dari kami merupakan seorang pekerja full time yang mencoba dan mempunyai tekad untuk merubah nasib dan karir dengan sekolah disini. Hampir seratus orang pekerja full time dan bahkan pekerja kontrak belajar bersama setiap jadwal pulang kantor. Namun dari ratusan itu ada beberapa yang harus melepas pekerjaan nya untuk fokus di perkuliahan yang hampir menguras tenaga,mental dan uang. Dan beberapa masih bertahan dengan pekerjaan sambil kuliah. Tak heran kami sering telat masuk kelas bahkan saya juga adalah langganan telat masuk di segala matkul sore jam 3. Bahkan saya pun adalah orang yang keseringan datang ketika kelas sudah bubar. Namun saya tidak kehabisan akal, saya terus bertanya dan mencoba belajar materi yang disampaikan. Namun ada faktor lain yang membuat saya tetap aman, yaitu teman teman saya yang senantiasi mensuport saya di dalam kelas maupun diluar kelas perkuliahan.
 
Bos galak, izin kuliah dipersulit, jarak kantor jauh, uang pas pasan membuat kami yang bertahan dengan kerja sambil kuliah tetap melakoni kuliah dengan penuh tekad. 


Tekad itu yang membuat kami selalu ingat keluarga dirumah agar bisa membuat mereka bangga. Kerja untuk kuliah,gaji untuk kuliah dan tenaga serta pikiran untuk kuliah. Ketika teman teman seangkatan ahli madya saya sudah mampu membeli hal hal yang baru atau pun barang yang baru kami pun hanya menelan ludah dan menyisihkan sebagian gaji kami untuk melunasi pembayaran kuliah. Ketika mereka jajan enak dan makan enak kami tetap bersyukur masih ada uang di dompet untuk tetap bisa makan hingga beberapan minggu kedepan. 

Motivasi ku adalah orang tua fokus mandiri mencoba menolak pemberian orang tua selama melunasi pembayaran kuliah meruapakan salah satu wujud sikap bagiku untuk meringankan beban mereka

Akhirnya aku bangga hingga saat ini aku berhasil menyelesaikan kuliah ku dengan biaya yang aku hasilkan dengan jerih payah aku sendiri. "Fabiayiallah irobikuma tukadhiba" nikmat allah yang mana lagi yang kau dustakan. Selalu bersyukur dengan apa yang kita raih. 
Perjuangan kami mahasiswa lanjutan dengan penuh motivasi dan tekad akhirnya berbuah manis. Dari mulai pertama masuk hingga kami mendapatkan undangan wisuda untuk keluarga kami.
Undangan ini sebagai salah satu wujud terima kasih kami kepada keluarga dirumah dan setidaknya membuat mereka tersenyum walaupun kami baru tahap sarjana setelah ahli madya.
Terima kasih ayah dan ibu atas doanya.


Golden gais

Tidak ada komentar:

Posting Komentar