Minggu, 30 November 2014

Sahabat Ku Tamu Wisuda Ku #3

Selamat Pagi
Setalah hampir 3 minggu tidak menyentuh ini blog, kali ini saya akan melanjutkan series cerita untuk minggu ini. series cerita masih tentang tamu wisuda.

ya setelah sebelumnya saya sudah mengulas para sahabat,kolega serta rekanan saya yang datang dalam acara upacara wisuda saya, kali ini orang yang benar-benar membuat dan membangun semangat saya untuk terus berjuang, orang yang selalu memberikan motivasi, orang yang bisa mengakrabkan suasana dalam sejenak, orang yang berperan dan menggerakkan mahasiswa nya dalam erbagai aksi kritis di kampus pertanian itu. beliau merupakan seorang bapak dari 1 orang putri, beliau berkarakter muda dan penuh semangat. beliau yang selalu memberikan inspirasi disetiap ceritanya.

saya perkenalkan beliau adalah bapak dosen mata kuliah softskill, mata kuliah yang diajarkan di program keahlian PPMJ (lupa sigkatan nya apa) yang sekarang menjadi progam keahlian Manajemen Industri di IPB. ya walaupun saya tidak pernah diajar dalam kelas oleh beliau namun pengajaran berbentuk sharing cukup menggambarkan tentang arti peting softskill bagi setiap individu. 

pada saat ini beliau telah melanjutkan studi Phd nya di salah satu universitas ternama di negara German, negara gerbang ilmu eropa, negara dimana BJ Habibie menempa ilmu, negara dengan sistem peperangannya yang sangat maju, negeri seribu peradaban, negeri yang sangat maju dimana para orang idealis berkumpul dan terus meningkatkan kapasitas dan kompetesinya disana.

teringat setelah menulis di facebook saya mengenai PEPGM pada 16 Agustus 2014 lalu, beliau meninggalkan sebuah komen pada tulisan saya :
"Saya di atas kereta cepat Jerman (ICE) dalam perjalanan ke Frankfurt Airport ketika messages adek kebanggan yg sebentar lg kuliah di Technical Uni Munchen mengabari tulisan Agus ini..selepas check in saya sempatkan baca..tulisan yang hebat (bukan karena saya ada di situ), tp karena byknya tempat dan waktu yg akan agus punyai untuk menulis dan menginspirasi byk org..eksplorasi makassar dan eksplorasi gagasanmu.".
itu merupakan komen yang sangat mengejutkan saya, ternyata beliau masih dijerman, padahal saya menduga waktu itu beliau sedang penelitian di Indonesia. hari itu merupakan H-14 sebelum saya melaksanakan wisuda. dimana saya mempersiapkan untuk kejakarta di tanggal 25 Agustus, ditengah kesibukan saya menjadi seorang CPNS di kemetrian tenaga Kerja penempatan Balai Besar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Makassar. mengingat kembali memang salah satu target hidup dan salah satu cita-cita saya adalah ingin sekali menajdi lulusan Universitas Indonesia dan wisuda di gedung Balai sidang Universitas Indonesia. dengan waktu mepet dan detik-detik kelulusan saya membuat saya menguras pikiran dan kocek mengingat indonesia timur dan indonesia barat jaraknya bukan berdekatan. alhasil dengan modal nekad izin kepada atasan saya pun tanggal 25 agustus berangkat ke jakarta untuk melaksanakan wisuda. 
tanggal 25 Agustus jam 5 sore saya pun menapaki bandara internasional sultan hassanudin makassar. penerbangan pesawat ke jakarta pukul 17.20. panggilan boarding pun sudah menggema di ruang tunggu gate 3, saatnya saya harus masuk ke dalam pesawat. didalam pesawat rasa syukur kehadirat tuhan yang maha esa  selalu terucap, beribu perasaan mengahmpiri, dan selalu teringat orang-orang yang memebrikan inspirasi bagi saya. dalam pikiran ku berharap mereka bisa hadir dalam wisuda ku. 

Tak terasa waktu 2 jam 20 menit didalam pesawat, pesawatpun landing di bandara internasional soekarno hatta, agak sedikit berbeda ketika aku sampai dijakarta, sempat hati ini sedih ketika hendak mengambil tiket damri ke bogor, ya dalam tulisannya sudah saya tuliskan bahwa bogor merupakan kota yang sangat berarti dan penuh kenangan.
sesampainya di bogor, saya pun langsung berjalan kaki sembari napak tilas disetiap jalan malabar menuju kostn "buluk" namun sangat "mengispirasi". rumah kostn yang terdiri dari 4 kamar dan sepetak tanah untuk berkebun saat itu terlihat tidak biasa, kostn yang tak  pernah sepi dengan riuh mahasiswa dan teman teman saya, kotsn yang selalu ramai dengan diskusi diskusi kecil yang mengispiras. kostn itu adalah Al-Hikmah Camp, kostn turun temurun lintas angkatan 7 generasi, menjadi sepi dan kehilangan cahayanya karena ditinggal satu persatu penghuninya yang sedang meneruskan ceritanya masing-masing. setibanya di alhikmah saya pun mengetok pintu dan mengucapkan salam
"assalamualaikum,,, gan.. gan" 
yah agan adalah panggilan akrab kami para peghuni kostn, berharap masih ada mereka ya mereka penghuni alhikmah, sahabat yang seperti keluarga sendiri, mereka yang selalu saling perhatian penuh konflik, penuh ambisi dan selalu menginspirasi.  ternyata saya masih melihat satu orang penghuni terakhir yaitu erfan yahya, sahabat terakhir yng menghuni alhikmah yang merupakan generasi ke 7 dari alhikmah. akhirnya saya pun tidak sendiri di alhikmah. ya namun kesibukan membuat kita tidak sempat berbincang banyak. kesibukan dia kerja dan saya harus mengurus wisuda serta berbagi hal lainnya. 
yah, sekarang alhikmah pun sudah tak berpenghuni lagi, sudah tidak ada riuh debat dan sharing kembali. akhinya saya pun berpindah barang pearbotan ke depok agar mobilisasi pada saat hengkang dari jawabarat ke makassar sepenuhnya mudah. namun takdir berkata lain, setelah mencari hotel untuk penginapan keluarga dalam menghadiri wisuda. akhirnya tanggal 29 agustuspun  keluarga saya inapkan di alhikmah. heheh. moment itu merupakan moment yang sangat mengaharukan, dimana saya masuk di alhikmah dengan kelaurga baru (hadi,adipta,irvan,rieke.erfan) dan akhirnya saya keluar dengan meningap satu keluarga tanpa bertemu keluarga alhikmah sebelumnya.

kemudian tanggal 30 agustus pagi, saya dan keluarga pun beranjak ke depok bersama dengan keluarga untuk melaksanakan wisuda. waktu menunjukkan jam 10.00 yang saya kahwatirkan adalah macet didaerah margona, maklum ketika acara tahunan wisuda UI ini sering dikenal selalu macet di daerah akses UI ataupun di margonda, ternyata tidak macet, jam 11 pun saya sampai di kampus. 
singkat cerita akhirnya proses upacara wisuda berakhir, seperti yang saya ceritakan di cerita ke #1 dan ke#2, saya begitu tidak menduga ketika dering hape Handphone saya berbunyi ada telepon dari nomor yang tidak dikenal bahkan banyak no yang tidak saya kenal. setelah saya angkat telpon tersebut adalah Desi habiba seorang perempuan berdarah sumatra lampung yang merupakan keponakan dari Pak bro Doni yusri, perempuan yang baik hati ini memang sering bergaul dengan kami para penghuni alhikma camp, sering main kekostn kami, dan bahkan sering masak dengan mumun pacar nangke. 
D: " mas dimana?"
suara desi ditelepon menanyakan keberadaan saya
S: "di kampus des" (dengan nada santai sambil terengah engah), kenapa desi?
D: aku juga di UI ni
S: loh ngapain des?
D: mas dimana? (dengan nada agak memaksa)
S: di balairung des baru selesai wisuda
D: aku tunggu diluar ya, dilapangan, (dengan nada manja)
saya pun tidak menaruh curiga sama sekali tentang telepon tadi, karena ketika keluar balairung pun bnyak teman teman yang kucari. kemudian handphone berdering kembali dari nomor nya desi, berkali kali
D: mas dimana?
S: kamu dimana desi?
D: ke lapangan ya pokoknya aku tunggu.
foto bersama jiwo dan desi bersama keluarga 
kemudian setelah menyelesaikan urusan narsis menarsis akhirnya sayapun melihat dari kejauhan, seperti mimpi, saya melihat desi,jiwo dan pak bro doni, spontan saya melopati tali pembatas dan berjalan cepat kearah pak bro, langsung saya peluk beliau, dengan berkata bukannya bapak ada dijerman minggu lalu, kenapa sudah disini?
saya memang sempat menduga kalo memang dia sedang di indonesia, tapi ini benar-benar surpraise bagi saya, kehadiran beliau dalam wisuda saya, serasa mimpi dan sebuah kehormatan saya atas kedatangan beliau, orang yang mengispirasi saya. begitu sangat merasa terhormat kehadiran beliau, orang yang tidak pernah tidak membalas BBm saya selama saya ingin sharing, orang yang selalu memberikan suport untuk bisa menyusul dia di eropa. 
pak doni

terima kasih atas kedatangan pak bro Doni yang jauh-jauh dari jerman 














terima kasih untuk desi dan jiwo, merupakan kehormatan bagi saya setinggi tingginya atas kedatangannya, semoga kita tidak putus silaturrahmi.

kenangan bersama personil alhikmah minus rieke


bapak dan pak doni perdana ketemu dan mengobrol



Tidak ada komentar:

Posting Komentar