Arti bahagia?
Pertanyaan ini memang sangat mudah di mengerti
namunn sulit di deskripsikan.
“bahagia itu…… adalah ketika saat ini aku bisa
menikmati secangkir cappuccino disini” indri memecah kehening kita yang sudah
terjadi beberapa menit lalu.
Aku
menera-nera arti dari sebaris kalimat yang terucap dari mulut ndi, mencoba
mengartikan nya, walaupun aku sangat menikmati dan sedikitt memahami arti dari
kalimat itu
“cittt, kenapa diem? Ih bĂȘte di cuekin ih”
“enggak diem kok, cuman dengerin aja”
Agak
sedikit hambar pembicaraan kita kali ini, aku ingin membuat nya sedikit berasa
“buat aku ya ndi, arti bahagia itu punya jangka waktu, gak selama nya kita itu
merasakan bahagia, bahagia berlebihan juga gak baikkan ya?”
“iya cit, bagiku bahagia kalo berlebihan membuat
kita lupa. Tapi bahagia itu cit kan tergantung orangnya kan…”
Pembicaraan kita kembali bernyawa, perdebatan
tentang bahagia itu apa masih berlanjut hingga cangkir kami benar-benar kosong
dan meja kami berantakan dengan tisu serta tumpukan kertas tugas akhir yang
menjadi alasan kita untuk bertemu malam ini.
Tak terasa sudah malam dan waktu menunjukkan sudah
hampir jam 10, kami pun akan beranjak dari tempat ini. Aku tidak begitu
khawatir hari ini tentang indri karena dia akan menginap di kostn bilqis. Aku
juga sebenarnya tidak terlalu buru-buru, karena malam ini aku mengincar jadwal
kereta jam 11.15, jadi aku masih punya waktu.
Perbincangan di kafe kimung tadi cukup menguras
pemikiran kita dan membuat perut ini kosong. Dan tiba-tiba ada suara terdengar,
krucuk..krucuk..krucuk… suara itu
berasal dari perut ndi yang sepertinya lapar, bukan sepertinya sih tapi emang
laper.
“laper cit….”
Aku pun tertawa…. Hahahhahahaha
“sama”
“makan yuk, gak bakal ketinggalan kereta kan?”
“ayuk lah, makan apa ini enak nya?”
“makan roti bakar aja yuk di jalan margonda, mau
gak?”
“mau banget lah, apalagi sama kamu”
Wajahnya indri pun memerah, celotehan gombal ku
seolah mengalir begitu saja dan memecah suasana.
Kami pun menunju ke sebuah kedai roti bakar di jalan
margonda, menyusuri jalanan yang ramai lancar diatas sebuah motor matic dan
menempuh jarak yang tidak jauh dari kafe kimung.
**
Kami masuk kedalam kedai dan duduk di bagian lantai
2 kedai tersebut.
Satu roti bakar selimut keju dan satu buah roti
bakar dengan coklat caramel, tersedia diatas meja kami. Tanpa rasa jaim kami
pun memakan begitu lahap roti bakar yang sudah tersedia diatas meja kami.
Bahkan pesanan minuman teh hangat kami belum datang, kami hampir menghabiskan
roti bakar ini.
“mau coba gak coklat caramel punyaku?”
Indri mengulurkan sepotong roti bakar yang sudah
tertancap diatas garpunya ke arahku, ini lain-lain kurasa. Seperti menawarkan mau kah kusuapin?
Ini tuh complicated, ini lebih dari sekedar teman
loh ya. Ingat lebih ini tuh lebih.
Udahlah
tanpa pikir panjang aku pun menerima roti bakar itu
Sebaliknya kemudian aku membalas nya, adegan suap
menyuap ini tak begitu memperhatikan sekitar, cuek ajalah, aku dan indri lagi
lagi selalu punya dunia kami sendiri di setiap meja dan cangkir yang kami
singgahi. Berkesan dan selalu pembicaraan kami punya nyawa nya sendiri dalam
setiap tempat.
Kemudian roti bakar kami habis, hanya menyisakan
cerita malam ini begitu lain dan sangat cepat terlampaui tentunya dengan
kebahagian.
Bahagia itu kata kerja, dimana keadaan dan
kesenangan yang dirasakan dimana perasaan tentram dan terbebas dari segalah
yang bersifat menyusahkan.
Bahagia itu kayak disini, ada dan nyata. Bukan dalam
angan aja. Bahagia itu pertemuan aku dan kamu yang menjadi kita, walupun
bahagia itu berdurasi setidaknya aku senang karena disaat bahagia durasi itu
bukan hitungan yang nyata. Bahagia itu bisa bertahan dan tinggal tidak pergi
atau pun beranjak.
Melihat kamu dengan senyum dan mata yang begitu
berbinar diantara tumpukan kertas ktadi sore merupakan sebuah kebahagiaan
tersendiri bagi ku.
“Bahwa bahagia itu tidak pergi dan tetap tinggal tentunya di hati. Tidak harus di pandang dari materi bahkan tak perlu memperkaya diri untuk menikmati bahgia itu, karena bahagia itu hakiki dan terletak di hati.”
Dengan tangan kanan mu memegang segelas the hangat
yang baru datang itu kamu berargumen seperti itu. Menyakin kan aku bahwa kamu
bahagia setidaknya saat ini bersamaku untuk sekedar menikmati malam dan hangat
nya tatap matamu yang tak kalah hangat dengan teh hangat ini.
Malam ini pun memaksa
kami untuk mengingat durasi itu, bahwa memang bahagia itu berdurasi setidaknya
tidak berlebihan kita nikmati karena hari esok harus tetap kita sisakan bahagia
tentunya untuk memulai hari kembali tanpa harus lupa bahwa kita harus bahagia.
********Sampai jumpa minggu depan gais *********
oh iya kalo yang punya poto dengan gaya seperti ilustrasi diatas bisa di share ke agus.ainur.aa@gmail.com ya
mohon bantuan dan jangan lupa meninggalkan koment gais...
********Sampai jumpa minggu depan gais *********
oh iya kalo yang punya poto dengan gaya seperti ilustrasi diatas bisa di share ke agus.ainur.aa@gmail.com ya
mohon bantuan dan jangan lupa meninggalkan koment gais...
Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar