Sabtu, 11 Juli 2015

Bahagia di Cangkir Berikutnya

Sudah lama kami disini, di tempat ini. Tapi kami beberapa menit lalu hening dan tidak ada sedikit pun pembicaraan. Bungkam dalam aroma kopi yang diseduh yang semakin menyengat. Sudah terlihat sepi ini cafee, mungkin hanya tinggal beberapa bangku yang terisi oleh pasang mata, termaksut kami yang masih bungkam tanpa pembicaraan.

Arti bahagia?

Pertanyaan ini memang sangat mudah di mengerti namunn sulit di deskripsikan.

“bahagia itu…… adalah ketika saat ini aku bisa menikmati secangkir cappuccino disini” indri memecah kehening kita yang sudah terjadi beberapa menit lalu.

Aku menera-nera arti dari sebaris kalimat yang terucap dari mulut ndi, mencoba mengartikan nya, walaupun aku sangat menikmati dan sedikitt memahami arti dari kalimat itu

“cittt, kenapa diem? Ih bĂȘte di cuekin ih”
“enggak diem kok, cuman dengerin aja”
Agak sedikit hambar pembicaraan kita kali ini, aku ingin membuat nya sedikit berasa
“buat aku ya ndi, arti bahagia itu  punya jangka waktu, gak selama nya kita itu merasakan bahagia, bahagia berlebihan juga gak baikkan ya?”

“iya cit, bagiku bahagia kalo berlebihan membuat kita lupa. Tapi bahagia itu cit kan tergantung orangnya kan…”

Pembicaraan kita kembali bernyawa, perdebatan tentang bahagia itu apa masih berlanjut hingga cangkir kami benar-benar kosong dan meja kami berantakan dengan tisu serta tumpukan kertas tugas akhir yang menjadi alasan kita untuk bertemu malam ini.

Tak terasa sudah malam dan waktu menunjukkan sudah hampir jam 10, kami pun akan beranjak dari tempat ini. Aku tidak begitu khawatir hari ini tentang indri karena dia akan menginap di kostn bilqis. Aku juga sebenarnya tidak terlalu buru-buru, karena malam ini aku mengincar jadwal kereta jam 11.15, jadi aku masih punya waktu. 

Perbincangan di kafe kimung tadi cukup menguras pemikiran kita dan membuat perut ini kosong. Dan tiba-tiba ada suara terdengar, krucuk..krucuk..krucuk… suara itu berasal dari perut ndi yang sepertinya lapar, bukan sepertinya sih tapi emang laper.

“laper cit….”
Aku pun tertawa…. Hahahhahahaha
“sama”
“makan yuk, gak bakal ketinggalan kereta kan?”
“ayuk lah, makan apa ini enak nya?”
“makan roti bakar aja yuk di jalan margonda, mau gak?”
“mau banget lah, apalagi sama kamu”

Wajahnya indri pun memerah, celotehan gombal ku seolah mengalir begitu saja dan memecah suasana.
Kami pun menunju ke sebuah kedai roti bakar di jalan margonda, menyusuri jalanan yang ramai lancar diatas sebuah motor matic dan menempuh jarak yang tidak jauh dari kafe kimung.

**

Kami masuk kedalam kedai dan duduk di bagian lantai 2 kedai tersebut.

Satu roti bakar selimut keju dan satu buah roti bakar dengan coklat caramel, tersedia diatas meja kami. Tanpa rasa jaim kami pun memakan begitu lahap roti bakar yang sudah tersedia diatas meja kami. Bahkan pesanan minuman teh hangat kami belum datang, kami hampir menghabiskan roti bakar ini.
“mau coba gak coklat caramel punyaku?”
Indri mengulurkan sepotong roti bakar yang sudah tertancap diatas garpunya ke arahku, ini lain-lain kurasa. Seperti menawarkan mau kah kusuapin?
Ini tuh complicated, ini lebih dari sekedar teman loh ya.  Ingat lebih ini tuh lebih.

Udahlah tanpa pikir panjang aku pun menerima roti bakar itu

Sebaliknya kemudian aku membalas nya, adegan suap menyuap ini tak begitu memperhatikan sekitar, cuek ajalah, aku dan indri lagi lagi selalu punya dunia kami sendiri di setiap meja dan cangkir yang kami singgahi. Berkesan dan selalu pembicaraan kami punya nyawa nya sendiri dalam setiap tempat.

Kemudian roti bakar kami habis, hanya menyisakan cerita malam ini begitu lain dan sangat cepat terlampaui tentunya dengan kebahagian.

Bahagia itu kata kerja, dimana keadaan dan kesenangan yang dirasakan dimana perasaan tentram dan terbebas dari segalah yang bersifat menyusahkan.

Bahagia itu kayak disini, ada dan nyata. Bukan dalam angan aja. Bahagia itu pertemuan aku dan kamu yang menjadi kita, walupun bahagia itu berdurasi setidaknya aku senang karena disaat bahagia durasi itu bukan hitungan yang nyata. Bahagia itu bisa bertahan dan tinggal tidak pergi atau pun beranjak.

Melihat kamu dengan senyum dan mata yang begitu berbinar diantara tumpukan kertas ktadi sore merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi ku.
“Bahwa bahagia itu tidak pergi dan tetap tinggal tentunya di hati. Tidak harus di pandang dari materi bahkan tak perlu memperkaya diri untuk menikmati bahgia itu, karena bahagia itu hakiki dan terletak di hati.”
Dengan tangan kanan mu memegang segelas the hangat yang baru datang itu kamu berargumen seperti itu. Menyakin kan aku bahwa kamu bahagia setidaknya saat ini bersamaku untuk sekedar menikmati malam dan hangat nya tatap matamu yang tak kalah hangat dengan teh hangat ini.

Malam ini pun memaksa kami untuk mengingat durasi itu, bahwa memang bahagia itu berdurasi setidaknya tidak berlebihan kita nikmati karena hari esok harus tetap kita sisakan bahagia tentunya untuk memulai hari kembali tanpa harus lupa bahwa kita harus bahagia.


********Sampai jumpa minggu depan gais *********

oh iya kalo yang punya poto dengan gaya seperti ilustrasi diatas bisa di share ke agus.ainur.aa@gmail.com ya

mohon bantuan dan jangan lupa meninggalkan koment gais...

Terima Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar