Jumat, 17 Juli 2015

Surat Untuk Ramadhan

Hari ini, aku sangat gelisah..

Tiket kepulanganku ke kampung halaman sudah ada ditangan, itu artinya kamu juga harus pulang. Entah kenapa kali ini aku sangat gelisah, padahal moment pulang kampung adalah moment yang selalu aku tunggu di perantauan. Namun ini beda!! Aku yang sudah memulai mengenal kamu dalam kesepian di perantauan ini sangat bahagia, bahkan begitu bahagia walaupun hati ku tersayat karena masalah percintaan atau pertikaian duniawi yang semakin memabukkan ku.

Dikala kesepian dalam perantauan kamu lah yang selalu setia menemaniku, menemani dalam kesendirian, menemani dalam setiap renungan, bahkan waktu siang bukanlah waktu yang panjang karena kebersamaan kita sangat berkualitas.

Sekarang kamu pergi, menjauh kembali, aku merindukanmu, merindukan setiap nada-nada hijaz setiap alunan ayat alqur’an di masjid tua itu. Kamu yang mampu membuat setiap makanan manis menjadi nikmat bahkan lebih nikmat dari pada janji manis. Kamu yang tidak pernah pamri bahwa kamu setap aku bersamamu apapun yang halal menjadi yang luar bisa di hadapanku. Kamu yang mampu membuat jalanan sore begitu padat dan ramai bahkan disetiap gang.

Kamu yang mampu menjadikan suara di pengeras suara tua itu menjadi nada terindah yang selalu ku dengar dan ku nanti di setiap sore. Adzan merupakan berkah yang luar biasa bagiku, mungkin bagi semua orang. Kamu yang mampu mengubah pola hidup. Hidup lebih sehat dan lebih tertib. Mesjid yang biasa sepi sekarang menjadi sangat ramai. Aku senang dengan hal itu.

Terkadang kehadiranmu membuat setiap silaturahmi itu indah, kamu yang menjadi alasan bertemu sahabat lama atau bahkan kamu yang jadi alasan untuk pertemuan dikala usai jam kantor. Aku ingat, kamu yang membantu kesembuhan penyakit hatiku, kamu yang memberikan ketenangan batinku, bahkan kamu yang membuatku berani mengatakan itu salah.

Kehadiranmu juga membuat terkadang orang lupa bahwa kamu sangat istimewa, kadang kehadiranmu membuat silaturahmi mengesampingkan setiap amalan yang seharusnya kita bisa raih dengan jutaan keberkahan. Kamu yang di anggap istimewa namun keistemawaanmu di sepelekan.

Kamu yang membuat setiap mantan mengerti arti perpisahan, kamu yang membuat setiap kenangan hanyalah arang yang siap diterka angin badang. Kamu yang membuat ada alasan akan pertemuan namun kamu sering dilupakan.

Kamu lah yang paling setia menemaniku dan mengingatkan ku bahwa mengerjar keberkahan itu adalah harga mutlak, serta kamu yang mengajarkan aku bahwa kenangan itu bukan untuk diratapi namun untuk di tata menjadi pembelajaran.

Lantas tiket kepulanganku kekampung halaman menandakan kamu akan pergi kembali?

Kini aku gelisah.. didalam bandara bahkan di dalam pesawat aku hanya takut tidak akan bertemu kamu kembali. Kamu sangat berarti. Kamu yang mengajarkan ku berbagai hal. Kamu istimewa, bahkan kamu yang selalu membuat aku sangat antusias untuk bangun lebih pagi dari pada ayam berkokok. kamu yang membuat para ibu rajin menyajikan makanan terbaik buat kelurganya, kamu yang menjadikan para penjual sore menjadi penjual yang tak pernah mengumbar janji manis karena mereka hanya menjual yang manis-manis kecuali kenangan manis.

Kamu bagaikan sebuah atom dalam senyawa, kamu tak tergantikan.

Kini kamu pergi, disaat semua orang memperebutkan datang nya bulan syawal, aku disini terdiam, tolong berikan sehari perpanjangan waktu untuk dia, dan bebarengan dengan di umumkannya sidang istbat di seluruh media masa kamu pergi. Kamu pergi bulan yang penuh berkah dan aku sangat berharap aku bisa bertemu kembali.

Kamu.....

RAMADHAN


see you again....... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar