Hari ini, aku sangat gelisah..
Tiket kepulanganku ke kampung halaman sudah ada ditangan,
itu artinya kamu juga harus pulang. Entah kenapa kali ini aku sangat gelisah,
padahal moment pulang kampung adalah moment yang selalu aku tunggu di
perantauan. Namun ini beda!! Aku yang sudah memulai mengenal kamu dalam
kesepian di perantauan ini sangat bahagia, bahkan begitu bahagia walaupun hati
ku tersayat karena masalah percintaan atau pertikaian duniawi yang semakin
memabukkan ku.
Dikala kesepian dalam perantauan kamu lah yang selalu setia
menemaniku, menemani dalam kesendirian, menemani dalam setiap renungan, bahkan
waktu siang bukanlah waktu yang panjang karena kebersamaan kita sangat
berkualitas.
Sekarang kamu pergi, menjauh kembali, aku merindukanmu,
merindukan setiap nada-nada hijaz setiap alunan ayat alqur’an di masjid tua
itu. Kamu yang mampu membuat setiap makanan manis menjadi nikmat bahkan lebih
nikmat dari pada janji manis. Kamu yang tidak pernah pamri bahwa kamu setap aku
bersamamu apapun yang halal menjadi yang luar bisa di hadapanku. Kamu yang
mampu membuat jalanan sore begitu padat dan ramai bahkan disetiap gang.
Kamu yang mampu menjadikan suara di pengeras suara tua itu
menjadi nada terindah yang selalu ku dengar dan ku nanti di setiap sore. Adzan merupakan
berkah yang luar biasa bagiku, mungkin bagi semua orang. Kamu yang mampu
mengubah pola hidup. Hidup lebih sehat dan lebih tertib. Mesjid yang biasa sepi
sekarang menjadi sangat ramai. Aku senang dengan hal itu.
Terkadang kehadiranmu membuat setiap silaturahmi itu indah,
kamu yang menjadi alasan bertemu sahabat lama atau bahkan kamu yang jadi alasan
untuk pertemuan dikala usai jam kantor. Aku ingat, kamu yang membantu
kesembuhan penyakit hatiku, kamu yang memberikan ketenangan batinku, bahkan
kamu yang membuatku berani mengatakan itu salah.
Kehadiranmu juga membuat terkadang orang lupa bahwa kamu
sangat istimewa, kadang kehadiranmu membuat silaturahmi mengesampingkan setiap
amalan yang seharusnya kita bisa raih dengan jutaan keberkahan. Kamu yang di
anggap istimewa namun keistemawaanmu di sepelekan.
Kamu yang membuat setiap mantan mengerti arti perpisahan,
kamu yang membuat setiap kenangan hanyalah arang yang siap diterka angin
badang. Kamu yang membuat ada alasan akan pertemuan namun kamu sering
dilupakan.
Kamu lah yang paling setia menemaniku dan mengingatkan ku
bahwa mengerjar keberkahan itu adalah harga mutlak, serta kamu yang mengajarkan
aku bahwa kenangan itu bukan untuk diratapi namun untuk di tata menjadi
pembelajaran.
Lantas tiket kepulanganku kekampung halaman menandakan kamu
akan pergi kembali?
Kini aku gelisah.. didalam bandara bahkan di dalam pesawat
aku hanya takut tidak akan bertemu kamu kembali. Kamu sangat berarti. Kamu yang
mengajarkan ku berbagai hal. Kamu istimewa, bahkan kamu yang selalu membuat aku
sangat antusias untuk bangun lebih pagi dari pada ayam berkokok. kamu yang membuat para ibu rajin menyajikan makanan terbaik buat kelurganya, kamu yang menjadikan para penjual sore menjadi penjual yang tak pernah mengumbar janji manis karena mereka hanya menjual yang manis-manis kecuali kenangan manis.
Kamu bagaikan sebuah atom dalam senyawa, kamu tak
tergantikan.
Kini kamu pergi, disaat semua orang memperebutkan datang nya bulan syawal, aku disini terdiam, tolong berikan sehari perpanjangan waktu untuk dia, dan bebarengan dengan di umumkannya sidang istbat di
seluruh media masa kamu pergi. Kamu pergi bulan yang penuh berkah dan aku sangat berharap aku bisa bertemu
kembali.
Kamu.....
RAMADHAN
see you again.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar