Hhai agustus,
assalamualaikum
be nice please…
Agustus datang, taraaaaa….
Beberapa waktu kini berlalu, antara kamu dan aku
masih dalam belenggu, kenapa ini begitu lugu. Oh bukan ini hanya dagelan lucu yang memang
sudah menjadi masa lalu. Agustus, bulan purnama itu datang. Tepat diatas
kepalaku, beribu bintang bertabur menghiasi agustus yang tidak lagi hujan.
Sinar purnama itu menyembuhkan ku. Sejak kapan aku terluka? Bahkan bekas luka
itu tidak terlihat, bekas benang fibrin yang menyulam luka itu juga tak ada.
Kamu masih disitu kah?
Aku tidak bisa melihatmu lagi, kita tidak lagi dalam
labuhan yang sama. Purnamamu dan purnamaku sudah berbeda. Bintang dan mimpimu
pun juga berbeda. Aku mencoba menceritakan disini. Semua itu berlalu. Harapan –
kesedihan – luka – lara – bahkan tangis yang membasahi pipi manismu itu, sudah
tak kulihat. Mereka lewat. Layaknya luka yang akan sembuh dengan sendirinya,
atau hanya kesepakatan kita untuk membiarkan luka itu sembuh sendiri.
Tidak harus ada pertemuan?
Aku bahkan lupa kapan terakhir kali kita bertemu
dalam satu bingkai yang sama, yang hanya aku ingat sekarang hanyalah secangkir
kopi yang masih panas di depanku. Semua menjadi kenangan, bahkan beberapa orang
mencoba untuk merapikan kenangannya. Sedangkan agustus ini tak mau kubuang lagi
waktu ku. Hanya untuk menunggu.
Kamu pasti tau rasa manis itu gak selalu baik kan.
Bahkan takaran yang tidak pas akan membuatmu sakit, bahkan ras manis itu akan
menutupi rasa pahit dari kopi yang sudah kita nikmati. Lagi-lagi pahit sudah ku
bilang tak selamanya tidak asik. Pait itu membuat kita tetap terjaga.
Kamu dimana? Masih kan kamu terjaga disana? Atau
sudah lupa akan arti terjaga menjaga mimpi dan harapan kita agar tetap hidup.
Aku berjalan melewati orang lalu lalang satu demi
satu terlewati. Aku menikmati kopi ini dalam sebuah kedai yang baru aku
datangi. Disini tak begitu ramai dengan pasang mata, seperti kedai kita waktu
itu. Disini hanya beberapa pasang mata saja yang sengaja menikmati malam
purnama di awal agustus.
Masih ingat kah?
Ada yang dan ada yang pergi, gak tau pergi kemana,
yang jelas menentukan pilihannya walaupun mereka gak punya pilihan. Semua akan
berlalu, ada yang datang dan pergi, ada yang hadir adapun yang mulai hengkang.
Akan ada yang melepas namun terkadang tidak harus menerimanya, bahkan menjadi
logam mulia golongan 8 yang memiliki ikatan kovalen sempurna membuat mereka nyaman,
nyaman sendiri bebas bahkan tak harus memilih. Layaknya sebuah pilihan itu
adalah secangkir kopi yang ada berdekatan dengan gula, tinggal kita yang
mimilih menambahkan gula itu seberapa, atau kita tinggalkan gula itu karena
terlalu banyak kita nikmati janji manis? Yang jelas janji manis tidak akan
bereaksi dengan metabolism dalam darahmu, namun itu akan membuat kacau kinerja
aliran darahmu.
Espresso ini sangat pas untuk malam ini, dengan
beberapa bolpoint dan pocket bookku dibawah purnama. Aku sudah cukup lelah
menghadapi jalan yang berparikel dengan gas-gas rumah kaca bertebaran melambung
serta melayang-layang di hadapanku, sehingga mata ini mulai teriritasi.
Musollah kecil dan air wudhu di kedai ini sedikit
mengobati keresahan dari jalan yang padat kulalui tadi. Duduk di meja dengan
kursi yang cukup unik di kedai ini dan diiringi oleh beberapa lagu dari alunan
soundsytem yang menggantung di sudut-sudut ruangan sedikit memberikan inspirasi
dan membantu melepas penat yang sudah memuncak.
Agustus ini memang begitu special, karena dengan
kesendirian ini membantuku lebih menikmati agustus tanpa harus bertele-tele
dengan harapan dan menunggu hal yang tak menentu. Yang jelas ini special. Aku
tak perlu pusing melihat nominal-nominal lagi. Kini sangat special. Beberapa
agustus tahun lalu aku banyak beraharap dan ditutup dengan hasil dari sebuah perjuangan. Kemudian di penghujung
agustus itu aku sudah mendapatkan apa yang aku dapatkan lebih besar dan indah,
yang ketika yang kita minta itu datang tepat pada waktunya.
Agustus memang pembelajaran untuk menjalani setiap
hari dalam hidup dengan sederhana dan bahagia. Cukup bahagia dengan apa yang
kita rasa cukup. Bahkan kamu yang sudah tak
lagi ada kabar aku tetap menunggunya, bagi ku itu sederhana.
Sedikit penantian itu adalah proses kesabaran. Tidak
terlalu mengada-ada keadaan dan tidak begitu alay dalam mengungkapkan perasaan.
Karena pada dasarnya kita pasti akan ditertawakan namun beberapa orang akan
melihat dan akan memberikan sebuah senyuman ketulusan.
Kita akan tau kapan kita berhenti menunggu dan
bergerak maju, kita yang akan tau kapan kita akan melangkah lagi, karena kaki
ini masih kuat untuk melaju namun kaki ini menghargai setiap penantian itu
adalah sedikit tindakan yang mampu membawa ke jalan selanjutnya, karena
melangkah itu punya tujuan bukan kita melangkah untuk meninggalkan. Kita
melangkah untuk melihat dunia.
Tak ada kata lelah karena agutus ini
menfasilitasi kamu dengan purnama dan
ribuan bintang yang akan membawamu jauh dari arti kemenangan, yaitu ketenangan.
Sedikit obrolan kita di waktu lampau cukup membuat
kita tau bahwa kita kemarin masih datang tepat waktu sekedar bercerita bertukar
obsesi dan merangkum kisah selama kita tidak bertemu. Indahnya jerman,
cantiknya Makassar, bahkan depok yang sudah mendidik kita menjadi saksi bahwa
kaki kita kuat betumpu dan terus maju, mata kita masih kuat untuk tejaga dan
merangkai cerita baru yang akan kita ceritakan di waktu kita bertemu kembali.
Entah itu untuk kembali atau hanya sebatas pertemuan biasa tanpa cerita yang
satu sama lain menggapnya menarik.
“selamat agustus ber, kamu disana baik-baik ya, kejar mimpi kamu, jangan berhenti, karena disaat kamu berhenti kamu akan tertinggal dengan yang lain, kamu tetap fokus ya, kamu harus tetap menjaga apa yang sudah kamu punya dan meningkatkan apa yang sudah kamu dapat” (2009)
Ucapan dari benua biru itu ku terima agustus
beberapa tahun mundur dari sekarang, namun tidak pernah ku balas, hanya masuk
dalam inbox pesan pribadi di email dan entah kenapa terselip di spam. Yang
jelas aku menerka kalimat sederhana itu bahwa disaat aku berhenti aku akan
tertinggal, bahkan disaat berhenti aku hanya mencoba mencari tau jalan yang
akan harus tempuh selanjutnya, ini bukan berpolitik dengan waktu, karena waktu
itu akan terus tereduksi. Fokus adalah bagian terpenting, namun sedikit menanti
adalah cara tetap untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dalam strategi
kita.
“selamat ulang tahun cit, kamu hebat pokoknya, kamu yang gak pernah menyerah, kamu yang terus berjuang, dan kamu yang banyak mengajarkanku apa itu berjalan dan melangkah kedepan. Aku harap memang kamu” (2012)
Beberapa kalimat yang datang dari kota jogja itu
membuatku waktu itu benar-benar merasakan bahwa aku tidak sendiri. Itu adalah
semangat yang tak berujung dan terus membara, dimana aku belajar dan terus
belajar, berjuang mesti di caci dan di jatuhkan. Berjuang itu bukanlah guyonan
nyentrik yang semua orang bisa tuliskan dalam catatannya, berjuang itu adalah
mengenal dan menjaga langkah kaki dengan ritme dan penuh nada. Karena berjuang
itu bukan lah makian yang harus kamu ungkapkan dengan mulut, berjuang itu
adalah habbit. Kota depok yang membesarkan jiwa ku untuk lapang dada melihatmu
menjauh dan pergi tanpa kembali mengucapkan sepatah kata pun, hanya tindakan.
Pergi!!
“selamat ulang tahun mas, semoga kamu makin keren dan gombal nya makin jago ya, mas jangan suka ngilang, karena mas bukan siluman mimpi yang hanya bisa mimpi, aku yakin mas bisa ngewujudkan mimpi mas yang super keren itu” (2014)
Tak akan lari mimpi bila dikejar, karena mimpi
adalah teman baik sebuah perjuangan, dimana slogan kontingen nya adalah hasil
tak akan menghiati perjuangan. Begitu banyak yang ku kenal dan ku coba kenal
dengan sengaja, malah waktu itu kamu datang dengan ketidaksengajaan dan
senyumanmu hampir membuatku lupa bahwa kopi ini pahit. Namun kamu adalah
ketidak sengajaan yang aku temukan didalam kerumunan masyarakat bugis dimana
suku jawa adalah minoritas. Anggun cerdas dan sederhana yang membuat ku sedikit
terpapras menjadi sangat teduh hanya dengan menikmati lantuanan live music dan
cappuccino itu.
Lantas ini bukan lah akhir dari perjuangan karena
semua itu sudah berlalu menjadi sebuah baris deretan kalimat yang layak untuk
di perdengarkan. Tantangan demi tantangan, kaki yang sudah mulai melangkah
menemukan jalan, bahkan aku tau jalan itu tak begitu lurus, eletron di otak
sudah mulai bertabrakan dan menghubungkan syaraf sehingga menghasilkan
adrenaline untuk siap, siapa apa? Sedangkan didepanku hanya ada secangkir kopi
dan diatasku ada purnama setelah itu bintang yang bertaburan.
Kapal ini baru saja meninggalkan labuannya, berlayar
dan memaknai ombak yang begitu kencang itu. Menjadikan tantangan yang nyata,
gemerlap bintang dan purnama pasti akan dirasakan di hamparan samudra luas.
Yang jelas aku berterima kasih kepada agustus sebelumnya yang menghiasinya
dengan rasa.
Espresso ini masih menemaniku, menikmati malam
minggu yang begitu sahdu. Aku tersenyum
Seseorang datang untuk pergi, kemudian mencari
alasan. Pahit bukan?
Aku coba menambahkan gula agar sedikit manis.
Tidak untuk mencari alasan, karena alasan itu adalah
pergi.
Jika cinta adalah anugrah dan fitrah? Kenapa kita
dipertemukan untuk patah dan ditinggal pergi dengan banyak alasan?
Tidak seteoritis itu cinta, karena cinta adalah
rasa, dimana kamu harus mengerti bahwa ada hikmah dibalik itu semua. Jika kamu
tidak memilih pergi, bersyukurlah karena kamu baru saja membuktikan bahwa
fitrah itu bukan teori yang banyak alasan.
Jika dipertemukan kembali kamu akan tahu seberapa
jauh kamu membuang waktu dan tidak pernah mensyukuri.
Agustusku, adalah perjuangan yang diharuskan dan
dikaruniakan kepadaku.
Be nice please
agustus…
see ya next saturday night gais.....
rasanya saya kenal, beberapa penggalan kalimat di tahun 2014 dan sakti Depok. Lalu pergi ya mas agus! Keep move!
BalasHapusdipiw telah kembali.. yeay.. ada temen ngeblog
BalasHapus