ilustrasi gambar |
Seorang
teman dekat ku ketika sekolah menengah atas
Putri Dewi Mustika
Gadis
berparas putih tinggi dan berisi itu adalah orang yang mengajarkanku mengenal
arti peduli dan mimpi. dimana aku tidak pernah berni untuk bermimpi, aku yang hanya seorang anak laki-laki biasa dan hanya tau organisasi serta kantin. bahkan tas ku pun hany berisi buku catatan tanpa ada buku materi, pernah beli tapi dipinjam teman dan ditaruh dilaci bangku. mimpi itu, ya bagaikan hal indah yang ada dilamunan dan aku terlalu takut untuk berspekulasi dan mengimplementasikan. putri lah cahaya semangat mimpi dan orang yang berhasil menggugahku untuk bermimpi dan meraihnya
Sudah
hampir 7 tahun aku tidak pernah melihatnya, kesibukan berfokus pada studi
masing-masing membuat kita hampir lupa. Tapi mungkin kita tidak bisa akan lupa,
karena kita pernah berkonflik dalam satu bingkai kisah. Kisah manis di putih abu,
bahkan aku ingat betul dia adalah orang yang paling cerdas di bidang eksakta.
Mungkin jikalau pertemuan di ruang osis itu tidak pernah terjadi, aku
tidak akan mengenal dia sedalam ini. Dia memang gadis biasa dan pintar. Bahkan
semua lelaki seangkatanku waktu sma segan terhadap dia, wanita berkaca mata itu
sudah terkenal dengan nilai pelajaran eksaknya yang begitu tinggi.
Bahkan
semua guru sudah mengakui kecerdasan intelekual. Juara olympiade kimia tingkat
nasional sudah dia jajaki dengan juara satu mengharumkan nama sekolah kami.
Ketua kelompok ilmiah remaja ini memang berhasil memukau seluruh sekolah
didaerah kami, acara-acara kegiatan berbasis ilmiah di lingkung kabupaten
sukses terlaksana.
Kedekatanku
dengan “uty” nama panggilan akrab ku ke dia, berawal dari pengurusan berkas dan
surat di osis, aku yang waktu itu berada di sekbid 6 kepengurusan osis tahunku
membawai 2 ekstrakulikuler di sekolah, salah satunya adalah ekstrakulikuler
Karya Ilmiah Remaja (KIR) yang diketuai oleh uty. Uty yang waktu itu ke ruang
osis menunggu untuk penandatanganan administratif proposal kegiatan bazar
ilmiahnya untuk proses penurunan dana, begitu termenung dan terlihat pusing.
Aku yang
baru saja merekap dokumen kegiatan diruangan 6x8 meter tepat di belakang lemari
yang memisahkan ruang tamu dengan ruangan sekbid 6 dan 7 tak sengaja
menjatuhkan tumbukan map yang ada diatas lemari karena lemari tua itu
tersenggol oleh badanku. Sontak kaget uty menambah kepanikanku, aku mengira
tidak ada orang yang ada di ruang. Aku kira hanya aku sendiri yang ada disitu.
Ternyata uty sudah ada disitu kurang lebih 10 menit yang lalu. Kerena
kebiasaanku yang suka mendengarkan music lewat earphone membuatku tidak menyahut
salam uty yang berungkali hingga dia memutuskan untuk duduk di ruang tamu
sembari menunggu.
“aaaaaahhhh”
teriak kaget uty
“masyaallah,
ada orang, maaf maaf putri saya kira tidak ada orang diruangan.” Jawabku
“ah kamu
gus bikin aku kaget saja, tolong tanda tanganin proposal kegiatanku dong.
“oke
sini” jawabku tegas
“jutek
banget sih” respon uty
Semenjak
saat itu aku pun mulai dekat dengan uty. Aku yang selalu slengean dan sering
sekali bolos di jam pelajaran kimia untuk sekedar berbaring dan becanda diruang
osis dan kantin dengan teman teman yang punya jam kosong karena tidak ada guru.
Berbeda
dengan uty, kutu buku yang kelasnya bersebelahan dengan kelasku itu selalu
melihatku keluar sebelum jam pelajaran kimia di mulai.
Karena
seringnya putri mengurus administrasi dan rapat bidang dengan ku membuat
kedekatan kami semakin bertambah. Putri yang selalu disegani dan sedikit teman
yang akrab itu kini menambah teman akrabnya yaitu aku. Sedangkan aku yang
terlalu terkenal dan sangat famous di sekolahan sehingga tak jarang adik-adik
kelaspun suka sekedar mencari perhatianku, membuat pengumpaan bagi langit dan
bumi.
Semenjak
kelas 11 kami pun mulai dekat hingga akhirnya di kelas 12 aku dan uty satu
kelas dan memutuskan untuk duduk sebangku di kelas ipa 1. Reputasiku dalam
pelajaran kimia yang buruk membuat uty prihatin dan mencoba untuk mengubahku.
Sedikit demi sedikit aku diajarkan uty untuk memahami setiap pelajaran kimia,
bahkan terkadang ketika ujian tengah semester aku diberi contekan putri
walaupun aku tidak meminta.
Uty lah
salah satu sosok yang mengubahku lewat pelajaran kimia. Uty yang selalu sabar
mengajariku pekerjaan rumah pelajaran kimia. Dan dia selalu sabar dengan
kelakuanku yang hiperaktif. Sehingga aku terkenal dengan nama panggilan bery
(berubah hyperaktif). Entah teman teman begitu terbiasa akhirnya memanggilku
dengan sebutan itu dan aku menerimanya, begitupun uty yang sepertinya cukup nyaman dengan panggilan itu.
Sejak
selesai ujian nasional, uty memberikan perhatian yang begitu lebih terhadapku.
Kebiasaan untuk pulang lebih sore dari biasanya
hanya untuk sekedar mengobrol diruangan KIR ataupun kebiasaan nonton
film komedi di kota Surabaya setiap hari minggu, membuat hal itu tidak biasa.
Tapi aku tidak pernah peka, aku tidak pernah merasakan bahwa perhatiannya lebih
dari sekedar teman.
Aku begitu nyaman dalam posisi ini sehingga aku lupa bahwa
wanita itu butuh kepastian dan ikatan.
Selesai
upacara kelulusan sikapku masih sama ke uty, dia pun juga. Hingga pengumuman
PMDK membuat aku sedikit merasakan hal berbeda. Aku diterima PMDK jurusan kimia
di Intitut Pertanian Bogor. Sedangkan putri mendapatkan beasiswa karena
prestasinya dan diterima di kota gotingen jerman dengan mengambil jurusan
kedokteran.
“yah kita
pisah dong ber, aku harus jauh” ujar uty sedih sembari meletakkan kepalanya
dipundakku
Tepat
didepan kelas ipa 1 sore itu hanya kami berdua di kelas yang paling tertua di
sekolah ini.
Rasa
sedih itu tiba-tiba mendera kami. Berdua dalam kursi beton merah itu. Tiba-tiba
mulut kita terkunci. Aku tak bisa berbuat apa-apa, bahkan aku harus membohongi
rasa kehilanganku itu. Sedangku kurasa uty sedang membutuhkan ungkapan rasa
sayangku untuknya.
Sampai Jumpa Minggu Depan gais......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar